Thailand Diguncang Aksi Prodemokrasi, Mahasiswi ini Menantang Monarki
- bbc
Pemerintah Thailand mengatakan mereka mempromosikan kebebasan berekspresi dan menoleransi kritik, tapi mahasiswa harus menggunakan hak mereka sesuai hukum dan tidak boleh mengancam keamanan nasional.
Namun para mahasiswa mengkhawatirkan keselamatan mereka. Sedikitnya sembilan aktivis yang melarikan diri ke luar negeri sejak kudeta tahun 2014 terhadap pemerintah yang dipimpin militer telah menghilang setelah mengkritik institusi paling dihormati di Thailand ini. Mayat dua orang dari mereka belakangan ditemukan di tepi sungai.
Pemerintah Thailand dengan keras menyangkal kaitan dengan penghilangan ini.
"Saya ingin ibu saya bangga"
Panusaya mengatakan bahwa sejak malam ia menyampaikan manifestonya, pergerakannya diawasi siang dan malam oleh aparat baik di kampus maupun di asrama.
"Meskipun mereka mengenakan pakaian preman, saya tahu mereka adalah polisi karena mereka memiliki gaya rambut cepak yang sama dan selalu mengambil foto saya di tempat umum."
Ia belum ditangkap dan berkata tidak akan pernah menyerahkan dirinya kepada pihak berwenang.
Ia juga belum didakwa dengan lese majeste - undang-undang ini telah jarang digunakan dalam beberapa tahun terakhir - namun bisa menghadapi tuduhan penghasutan, menyebarkan informasi palsu ke jaringan komputer, dan melanggar undang-undang pengendalian penyakit, karena unjuk rasa mengabaikan aturan pembatasan sosial untuk menekan penyebaran virus corona.
Tuduhan penghasutan saja membawa hukuman penjara maksimal tujuh tahun.