Thailand Diguncang Aksi Prodemokrasi, Mahasiswi ini Menantang Monarki
- bbc
Panusaya adalah anak yang pemalu dan kerap mendapat intimidasi di sekolah. Namun lima bulan yang ia habiskan dalam program pertukaran pelajar ke Amerika Serikat mengubah dirinya sepenuhnya.
"Saya kembali ke rumah sebagai orang yang berbeda, yang tidak takut untuk berbicara dan bertindak."
Ia menjadi semakin aktif secara politik setelah memasuki Universitas Thammasat yang bergengsi. Dua tahun lalu, ia bergabung dengan "Revolusi Kubah", sebuah partai politik persatuan mahasiswa.
Pada bulan Februari, ia membantu mengatur unjuk rasa pro-demokrasi pertama setelah pembubaran Partai Future Forward, sebuah partai reformis yang populer di kalangan pemilih muda. Partai itu dibubarkan setelah pengadilan menyatakan partai telah menerima pinjaman ilegal dari pemimpinnya sendiri.
Future Forward sukses dalam pemilu 2019 dan pembubaran partai ini dipandang oleh para pendukungnya sebagai upaya untuk menghilangkan pengaruh politiknya yang semakin besar.
Tapi ini bukan satu-satunya peristiwa yang menginspirasi kaum muda untuk bergabung dengan gerakan prodemokrasi yang dipimpin mahasiswa di Thailand dalam beberapa tahun terakhir.
Apa pemicu gerakan prodemokrasi?
Raja Maha Vajiralongkorn, yang mewarisi tahta pada 2016, jarang terlihat di depan umum, dengan laporan bahwa ia menghabiskan sebagian besar waktunya di luar negeri — terutama setelah negaranya dilanda pandemi virus corona.
Thailand juga menyaksikan serangkaian skandal korupsi, termasuk komite resmi yang menemukan "bayangan korupsi" yang menghantui penuntutan terhadap ahli waris perusahaan minuman energi Red Bull sehubungan dengan kecelakaan lalu lintas yang fatal pada tahun 2012.