Logo DW

Metode Transplantasi Tinja Sembuhkan Penyakit Ditemukan, Apa Itu

Imago Images/Science Photo Library
Imago Images/Science Photo Library
Sumber :
  • dw

Dalam kondisi tidak ada lagi rujukan cara pengobatan konvensional, maka transplantasi tinja bisa dilakukan. Prosedurnya sangat ketat dan rumit, jauh lebih ketat dari transfusi darah. Sebelum dilakukan transplantasi, pendonor dan resipien atau penerima, harus melewati sejumlah tes medis maupun wawancara.

“Jika semua cocok, donor datang ke laboratorium untuk menyumbangkan tinjanya. Kemudian tinja diolah dengan cara difilter dan disentrifugal, untuk mendapatkan bakteri yang diperlukan. Selanjutnya bakteri dimasukkan kapsul untuk diberikan kepada pasien bersangkutan,“ demikian peneliti mikrobiom medis Vareschild menggambarkan prosedurnya.

Belum mendapat izin prosedural

Walaupun metode pengobatan dengan cara transplantasi tinja bagi pasien penderita infeksi Clostridium difficile menunjukkan keberhasilan hingga 75%, sejauh ini dinas kesehatan di Jerman belum memberikan izin penggunaan prosedurnya secara luas.

Juga diakui karena metodenya relatif baru, masih banyak riset yang perlu dilakukan untuk penerapan metode Fecal Microbiota Transplantation-FMT ini. Terutama untuk mencegah transmisi penyakit lain yang berbahaya, yang terbawa oleh kotoran manusia alias tinja. Misalnya apakah ada kemungkinan metode ini justru memicu munculnya penyakit kanker, yang diuntungkan dengan konstelasi mikrobiom dan flora usus tertentu.

Sejauh ini, metode FMT hanya dilakukan, jika metode konvensional lainnya gagal mengatasi penyakit yang diketahui muncul akibat terganggunya poros usus dan organ tubuh lain. Itu pun harus dilakukan dengan tatacara sangat ketat dan rumit, untuk meminimalkan efek negatif yang mungkin muncul.

(as/hp)