5 Alasan Penting Kesepakatan Damai Israel, Uni Emirat Arab, Bahrain
- bbc
Perjanjian baru itu melanggar konsensus Arab yang sudah lama ada bahwa normalisasi hubungan dengan Israel bakal mempertaruhkan kemerdekaan Palestina.
Sekarang Israel memperkuat hubungan baru dengan negara-negara Arab. Di sisi lain, Palestina masih merana di bawah okupasi Israel di Yerusalem Timur dan Tepi Barat. Situasi itu ibarat membangun penjara terbuka di Gaza.
Putra Mahkota Abu Dhabi, Mohammed bin Zayed Al Nahyan, penguasa de facto UEA, mengklaim salah satu syarat yang dia ajukan dalam kesepakatan dengan Israel adalah penghentian aneksasi sebagian besar Tepi Barat.
Namun karena tekanan internasional yang luar biasa, Netanyahu tampaknya mundur dari gagasan itu, setidaknya untuk saat ini. UEA menawarkan jalan keluar dari jalan buntu politik itu.
Kecemasan Palestina akan meningkat karena Bahrain ternyata juga bergabung dalam kesepakatan dengan Israel.
Bagaimanapun keputusan kesepakatan ini tidak akan pernah terjadi tanpa persetujuan Arab Saudi. Mereka merencanakan perdamaian antarnegara Arab yang menuntut kemerdekaan Palestina.
Status Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz, sebagai penjaga dua tempat paling suci umat Islam memberinya otoritas yang sangat besar. Sangat tidak mungkin Salman tiba-tiba mengenali Israel.
Sebaliknya, putra sekaligus ahli warisnya, Mohammed bin Salman, mungkin tidak segan-segan mengambil kebijakan itu.