Kebakaran Kamp Pengungsi Yunani di Tengah Penyebaran COVID-19
- bbc
Yunani akan mengumumkan keadaan darurat di pulau Lesbos, tempat ribuan migran melarikan diri dari kobaran api yang hampir menghancurkan kamp Moria yang penuh sesak.
Kabinet Yunani bertemu untuk membahas situasi tersebut, dan unit polisi khusus sedang menuju ke pulau itu.
- `Disiram air panas` hingga `bayar utang sampai mati`: Kisah pengungsi Rohingya yang terdampar di Aceh
- Kisah pengungsi di Indonesia: `Kami ingin bertahan hidup, itulah kenapa kami di Indonesia`
- Polemik pengungsi asing di Jakarta : `Saya tidak merasa seperti manusia seutuhnya"
Tiga belas ribu migran di bekas kamp militer sebelumnya diisolasi karena wabah virus corona.
Koordinator lokal organisasi amal Médecins Sans Frontières (MSF) mengatakan kepada BBC ribuan orang berkeliaran di kota terdekat Mytilene tanpa bantuan.
`Ketegangan dengan warga lokal`
Api menghancurkan kamp migran terbesar di Yunani, fasilitas Moria yang penuh sesak di pulau Lesbos.
Sekitar 25 petugas pemadam kebakaran dengan 10 mesin memadamkan api saat para migran dievakuasi. Beberapa menderita luka akibat paparan asap.
Laporan mengatakan para migran yang memprotes aturan karantina virus corona mungkin telah menyulut api, meskipun hal ini belum dikonfirmasi.
Polisi menutup jalan yang mengarah dari kamp untuk mencegah para migran melarikan diri memasuki kota-kota terdekat.
Laporan menunjukkan beberapa penduduk setempat menyerang dan mencegah migran melewati desa terdekat.
Sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh UNHCR, badan pengungsi PBB, mengatakan pihaknya mengetahui adanya "ketegangan" antara warga kota terdekat dan para migran.
"Kami mendesak semua untuk menahan diri," katanya, dan meminta siapa pun yang pernah berada di kamp "untuk membatasi pergerakan mereka dan tetap berada di dekat [lokasi], karena solusi sementara sudah ditemukan untuk melindungi mereka."
Moria adalah tempat penampungan bagi hampir 13.000 pengungsi, empat kali lipat jumlah yang secara resmi dapat ditampung kamp itu.
Menurut InfoMigrants, sekitar 70% orang di kamp tersebut berasal dari Afghanistan, tetapi para migran yang ada di sana berasal dari dari lebih 70 negara.
`Terbakar habis`
Kebakaran terjadi di lebih dari tiga tempat dalam waktu singkat, kata kepala pemadam kebakaran setempat Konstantinos Theofilopoulos kepada saluran televisi negara ERT.
Para migran yang protes menghalangi petugas pemadam kebakaran yang mencoba memadamkan api, katanya.
Api utama telah padam pada Rabu pagi, meskipun Theofilopoulos mengatakan masih ada beberapa kebakaran kecil di lokasi tersebut.
Seorang penduduk setempat mengatakan kepada BBC bahwa hampir seluruh kamp telah terbakar.
"Sekarang ketika hari terang, saya dapat melihat bahwa ada beberapa tenda yang selamat, mereka baik-baik saja, tetapi sisa kamp, ​​seperti yang saya lihat dari jarak ini, terbakar habis," kata Thanasis Voulgarakis.
Wakil gubernur Lesbos Aris Hatzikomninos dilaporkan mengatakan kepada radio lokal bahwa kamp tersebut telah "terbakar habis".
Perdana Menteri Yunani Kyriakos Mitsotakis mengadakan pertemuan darurat tentang kebakaran pada Rabu pagi, dan beberapa menteri sekarang menuju ke Lesbos untuk menilai situasinya.
UE telah menawarkan bantuan untuk memitigasi kebakaran.
Wakil Presiden Komisi Eropa Margaritis Schinas mengatakan dia telah berbicara dengan Mitsotakis dan dan menyampaikan bahwa mereka "siap untuk membantu Yunani secara langsung di semua tingkatan selama masa-masa sulit ini".
Sementara itu, komisaris urusan dalam negeri UE Ylva Johansson mengatakan dia setuju untuk membiayai pemindahan 400 remaja dan anak-anak tanpa pendamping ke daratan dan akomodasi mereka.
"Keamanan dan perlindungan semua orang di Moria adalah prioritas," dia menulis di Twitternya.
Pihak berwenang menempatkan kamp di bawah aturan karantina minggu lalu setelah seorang migran Somalia dinyatakan positif terkena virus corona.
Sekarang ada 35 kasus yang dikonfirmasi.
Bagaimana kebakaran dimulai?
Tidak jelas bagaimana tepatnya kebakaran dimulai.
Kantor berita Yunani ANA mengatakan kebakaran terjadi setelah beberapa dari 35 orang yang terkena Covid-19 menolak untuk pindah ke ruang isolasi dengan keluarga mereka, tetapi informasi belum dikonfirmasi.
Kebakaran terjadi di tempat lain di Lesbos, yang disebabkan oleh angin kencang di wilayah tersebut.
Marco Sandrone, koordinator proyek Lesbos untuk Médecins Sans Frontières (MSF), mengatakan kepada BBC World Service bahwa sulit untuk mengatakan apa yang menyebabkan kebakaran, dengan beberapa kebakaran dan protes yang berbeda meletus di kamp tersebut.
"Itu adalah bom waktu yang akhirnya meledak," katanya, ia menambahkan orang-orang itu berada di sana dalam "kondisi tidak manusiawi" selama bertahun-tahun.
Para migran dengan barang-barang mereka diblokir untuk memasuki kota pelabuhan Mytilene. Laporan menunjukkan banyak yang tidur di ladang setelah kebakaran.
"Ini adalah situasi yang sangat sulit karena beberapa dari mereka yang berada di luar itu termasuk pula orang-orang yang positif [terkena virus corona]," kata walikota kota itu kepada radio lokal.
"Bencana di Moria itu total," kata sekretaris kementerian migrasi Yunani Manos Logothetis kepada kantor berita ANA, dan mengumumkan bahwa dia sedang menuju ke situs tersebut.
Apa itu kamp Moria?
Kamp Pengungsi Moria terletak di timur laut Mytilene, ibu kota Lesbos.
Kamp itu dibangun hanya untuk 2.000 orang tetapi kini kewalahan menampung sejumlah pengungsi.
Kamp lainnya - Kamp Pengungsi Kara Tepe - telah dibangun tetapi masih belum cukup untuk menampung semua pengungsi.
Selama bertahun-tahun, ribuan orang yang tiba di Lesbos ditempatkan di kamp dan tidak dapat pergi sampai permohonan suaka mereka diproses di daratan - proses yang lambat dan birokratis.
UE telah mencoba memukimkan kembali para migran itu di sejumlah negara anggota. Tetapi pemerintah di seluruh blok telah menolak proposal yang berbeda, dan para migran menunggu dalam kondisi yang tak layak.
Kelompok hak asasi manusia telah berulang kali mengkritik kondisi buruk di lokasi tersebut.
Pada bulan April, Human Rights Watch mengatakan pihak berwenang Yunani belum berbuat cukup untuk mengatasi "kepadatan berlebihan" di situs itu, memperingatkan bahwa situs itu tidak siap menghadapi wabah virus korona.
Pemerintah Yunani berencana membangun situs penahanan tertutup untuk menampung para migran di pulau-pulau Yunani.
Para pengunjuk rasa di Lesbos menyerang pihak berwenang pada Februari yang membawa peralatan konstruksi ke pulau itu.