Digagas Gadis Indonesia di Berlin, 'Where Are You From' Lawan Rasisme
- dw
Foto-foto Irma berikut kisahnya juga dipajang dalam rangkaian pameran yang diselenggarakan oleh sesama aktivis Asia Tenggara di Jerman.
Irma pun melebarkan proyeknya di media sosial Instagram lewat akun @whereareyoufrom.project – yang berisi belasan serangkaian potret dengan kisah-kisah yang menyertainya. Di antaranya kisah tentang seorang perempuan yang dibesarkan orang tuanya di Berlin. Gadis yang akar keluarganya berasal dari Vietnam itu menceritakan pengalamannya saat mengambil gambar di Hamburg dan beberapa anak kecil meneriakkan “ching chang chong” kepadanya. Orang tua anak-anak itu diam tak bereaksi melihat kelakuan anak-anaknya.
“Kalau mendengar cerita-cerita dari teman-teman berpartisipasi dalam proyek ini mereka pun menyadari bahwa oh di media barat dan budaya populer yang selalu ditunjukkan orang Asia itu yang berasal dari Asia Timur, padahal bukan cuma dari Asia Timur,” demikian Irma menjelaskan kenapa target proyeknya adalah orang-orang dari Asia Tenggara.
Jangan lagi rendah diri atau minder
Menurut Irma, tekanan sosial semacam itu turut berpengaruh pada sikap inferior seseorang. “Itu terjadi tidak cuma terjadi pada orang Indonesia tapi juga terjadi pada orang lain yang berasal dari Asia Tenggara…. takut keluar rumah malam sendiri karena khawatir nanti digangguin orang lain atau di kerjaan di kantor di kuliah. Padahal orang-orang Indonesia sangat pintar namun karena banyak tekanan itu, juga budaya dari rumah, banyak yang tidak berani untuk mengutarakan pendapatnya di publik atau di dalam kelas atau dalam rapat,” tandas Irma yang ingin agar banyak orang bisa membangun rasa percaya diri dan lebih berani mengutarakan pendapatnya.
“Mungkin saya punya privilese, saya orangnya cukup percaya diri, jadi jika ada sesuatu yang salah saya langsung menyatakannya saat itu juga. Kenapa saya bikin platform ini juga karena…oke saya berani bersuara, tapi banyak teman-teman saya tidak berani atau mereka butuh contoh melihat orang melakukan ini, tidak ada hal buruk yang terjadi pada mereka jadi saya juga bisa melakukannya,” ujar Irma yang masih berusia seperempat abad dan ingin agar orang-orang Indonesia pada khususnya dan Asia Tenggara pada umumnya untuk bisa lebih bebas bersuara.
“Apalagi kita berada di komunitas yang sama orang Indonesia, orang Asia Tenggara tinggal di Jerman atau di negara barat, kita tidak bisa ke mana-mana kalau kita cuma saling menjatuhkan. Kita cuma bisa saling mendukung dan memberikan masukan satu sama lain dan tidak ada kata berhenti untuk belajar sampai kapan pun dan kita bisa belajar dari satu sama lain,” pungkasnya.