Mengapa Muslim India Tak Ikut ISIS atau Lawan Soviet Era Dulu

Source : Republika
Source : Republika
Sumber :
  • republika

Mereka berpendapat, bahwa migrasi India ke bekas wilayah yang dikuasai ISIS di Suriah dan Irak tidak terjadi dalam jumlah besar, karena masalah logistik. Mereka menambahkan, migran dari negeri Barat jika menuju Kekhalifahan ISIS bisa terbang ke Turki dengan paspor, dan dengan mudah mendapatkan tiket pesawat ke tujuan. 

Namun, akan berbeda jika menyangkut partisan ISIS India yang kurang mampu secara ekonomi. Sebaliknya, mereka akan menganggap perjalanan itu terlalu mahal dan berbahaya.

“Tingkat kepemilikan paspor di India mencapai 5 persen pada 2017, dengan Muslim (di antaranya lebih dari 67 persen hidup dalam kemiskinan). Bagi beberapa orang yang menempuh proses panjang untuk mendapatkan paspor, persyaratan visa untuk masuk ke Turki bagi orang India cukup berat… Selain itu, gagasan untuk bepergian ke negeri yang dilanda konflik asing di mana bahasa Arab (bahasa Muslim non-India) diucapkan tanpa pelatihan tempur apa pun membuatnya lebih mudah bagi Muslim untuk tetap di belakang. ”ungkap Siyech.

Lebih jauh, perlu dicatat jika para pemimpin radikal Asia Barat, memandang rendah Muslim India karena gagal mengislamkan India sepenuhnya. Tetapi faktanya, Mongol Timur yang sempat menginvasi India, malah dilatarbelakangi karena tuduhan Mongol yang menganggap Muslim India terlalu menunjukkan toleransi berlebihan kepada rakyat Hindu.

Selain penjelasan itu, ada lagi penjelasan lain yang menyatakan bahwa ekstremisme kekerasan tidak akan mampu bertahan lama di tanah India. Pasalnya, meski ada banyak pria Muslim India yang berjanggut dan wanita Muslim yang berbusana burqa, mereka dengan bebas berjalan-jalan di berbagai lokasi di India. Dengan demikian, Muslim di India, menurut dia, bisa menemukan identitas dan tempat mereka, yang bahkan negara liberal Barat, tidak secara terbuka setuju dengan populasinya yang semakin beragam dalam hal itu.

Sumber: https://www.eurasiareview.com/02092020-why-fewer-indians-have-joined-islamic-state-analysis/