Mengapa Muslim India Tak Ikut ISIS atau Lawan Soviet Era Dulu
- republika
Muslim India, Rasheed sebut, umumnya mengikuti sufisme, aliran damai yang menghalangi mereka menjadi militan. Atau biasa dikenal Salafi Wahabisme. Dalam hal ini, Rasheed kembali mengutip pernyataan sejarawan terkemuka India, Romila Thapar.Â
Dalam pernyataannya, disebutkan bahwa guru sufi, memiliki peran sentral dalam interaksi dengan sekte Bhakti dan memberikan sistem kepercayaan yang unik kepada orang India. Hal ini terdiri dari guru-guru yang memang dibesarkan dengan baik sebagai agamawan Hindu atau Muslim.Â
Rasheed selanjutnya juga membahas salafisme. Menurutnya, gerakan salaf memang terlalu luas dan memiliki arti berbeda bagi banyak orang. Namun, dia mengakui, ada banyak Salafi di Afrika utara yang mengikuti ajaran pendiri (Jamaluddin Afghani) untuk merangkul rasionalisme dan pencerahan Barat. Â
Mayoritas Salafi-Wahabi di Asia Barat, kata dia, dikenal sebagai "Quietists" karena keyakinan mereka dalam menghindari politik dan kekerasan yang mereka pandang sebagai "pengaruh yang merusak secara spiritual".Â
Negara-negara Teluk yang didominasi salafi-Wahhabi, seperti Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UEA), dan Qatar, yang merupakan rumah bagi jutaan ekspatriat India dan asing dari berbagai denominasi agama, dan menunjukkan wajah moderat salafi-Wahhabisme.Â
Dalam makalah tersebut, dikatakan juga, beberapa cendekiawan kontra-terorisme, seperti Kabir Taneja dari Observer Research Foundation (ORF) dan Mohammed Sinan Siyech dari Rajaratnam School of International Studies (RSIS), telah memberikan penjelasan yang lebih menggugah pemikiran. Hal itu menurutnya, membahas tentang mengapa Muslim India menahan diri untuk tidak bergabung dengan jihadis global.Â