Pembuat Layang-layang di India Raup Untung di Tengah Lockdown
- bbc
Bahkan setelah lockdown dilonggarkan secara bertahap sejak Juni hingga akhir Agustus, anak-anak-anak, terutama bocah laki-laki, membuat permintaan akan layang-layang tetap tinggi seiring dengan sekolah-sekolah yang belum buka.
"Anda tidak bisa keluar rumah, Anda tidak bisa membawa anak-anak Anda ke taman, sehingga orang-orang bermain layang-layang untuk menghabiskan waktu," ujar Shahida Rehman, yang menjalankan bisnis layang-layang dengan putranya di Mumbai.
Meskipun di satu atau dua kota besar dan kota kecil di India, menerbangkan layang-layang akhirnya dilarang selama karantina wilayah karena pihak berwenang khawatir bahwa semua tetangga yang keluar dari teras mereka dapat menularkan virus satu sama lain, secara keseluruhan hal itu diizinkan dan penjualan layang-layang terus melonjak.
Industri pembuatan layang-layang di India disebut bernilai US$85 juta, atau sekitar Rp1,25 triliun. Meskipun mengekspor ke seluruh dunia, penjualan didominasi oleh pasar dalam negeri yang luas.
Kendati permainan layang-layang didominasi oleh bocah atau remaja laki-laki, namun industri ini sangat bergantung pada perempuan.
Penjualan didominasi di kota-kota kecil
Puluhan ribu perempuan di India, seringkali ditemani oleh anak-anak mereka dan anggota keluarga lainnya, bekerja dari rumah mereka di seluruh negeri, memotong, membuat dan mendesain layang-layang.