Etnis Mongol di China Demo Menolak Kewajiban Berbahasa Mandarin
- dw
Pada Selasa (1/9), sejumlah sekolah bilingual di kawasan Liga Hinggan dikepung ratusan polisi paramiliter untuk mencegah murid meninggalkan kompleks sekolah, kisahnya. Kantor berita AFP mencoba menghubungi salah satu sekolah untuk dimintai konfirmasi, namun sambungan telepon tidak terjawab.
Merawat identitas lokal
Warga lokal mengaku orangtua mendapat tekanan dari polisi untuk mengirimkan anaknya ke sekolah. Murid diancam akan dikeluarkan jika masih mogok dan menolak datang ke ruang kelas.
Enghebatu Togochog, Direktur LSM Southern Mongolian Human RIghts Organization di New York, AS, mengatakan aksi protes warga adalah “pembangkangan sipil gerakan perlawanan” yang menyebar di seluruh Mongolia Dalam.
“Orangtua menolak mengirimkan anaknya ke sekolah yang hanya menggunakan bahasa Cina,” kata Tagochog.
Kawasan di utara Cina itu menampung sekitar empat juta warga etnis Mongol, sekitar 16?ri total jumlah populasi. Sejak beberapa dekade terakhir, program transmigrasi pemerintah Cina menciptakan arus kepindahan warga mayoritas Han ke provinsi terluar dan menggeser etnis minoritas di kawasan adatnya sendiri.
Pemerintah Cina belakangan giat menyensor pesan WeChat dan foto petisi menolak perubahan kurikulum yang ditulis dalam bahasa Mongol, kata Enghebatu Tagochog. Biro Pendidikan Mongolia Dalam menolak berkomentar ketika dihubungi AFP.