PM Norwegia Anggap Aksi Robek Alquran Simbol Kebebasan
- republika
REPUBLIKA.CO.ID, OSLO -- Perdana Menteri (PM) Norwegia Erna Solberg menganggap aksi perobekan Alquran sebagai bentuk kebebasan berekspresi. Ia tak mempermasalahkan tindakan itu dalam unjuk rasa anti-Islam yang terjadi sejak Sabtu pekan lalu.
Aksi unjuk rasa anti-Islam di parlemen Norwegia digerakkan oleh kelompok Stop Islamization of Norway (SIAN). Unjuk rasa itu dilawan oleh unjuk rasa yang mendukung Islam.
Unjuk rasa berujung kekerasan usai seorang perempuan dari kelompok SIAN merobek Alquran. Polisi kewalahan meredam emosi massa. Polisi akhirnya menangkap sejumlah provokator.
Solberg berdalih kebebasan berekspresi dijunjung tinggi di negaranya. Ia tak bisa melarang apa yang dilakukan kelompok SIAN.
"Sangat khawatir kebebasan berekspresi yang mana kami pertahankan di Norwegia mungkin berbeda di negara lain, atau itu mungkin dipersepsikan kami tidak peduli dengan sikap SIAN, padahal kami memang peduli," kata Solberg dilansir dari Daily Sabah, Rabu (2/9).
Walau demikian, Solberg tak mau dikaitkan dengan aksi SIAN. Ia hanya menganggap aksi yang dilakukan SIAN dibela oleh negara.
"Saya tegaskan tak bisa diasosiasikan dengan semua yang SIAN perjuangkan. Saya pikir sungguh menyakitkan bagaimana mereka membicarakan orang yang hidup dan agama mereka di negara ini," ujar Solberg.
Pernyataan Solberg muncul sehari setelah Turki mengecam protes SIAN. Kementerian Luar Negeri Turki mengatakan sangat salah melihat rasialisme dan permusuhan terhadap Islam sebagai bagian dari kebebasan berbicara.