Logo DW

Anak-anak Tanpa Gejala Dapat Sebarkan Virus Corona Berminggu-minggu

picture-alliance/dpa/R. Hirschberger
picture-alliance/dpa/R. Hirschberger
Sumber :
  • dw

Jumlah virus yang terlalu besar untuk anak-anak?

Sementara itu, para peneliti di Boston menemukan viral load sangat tinggi di antara pasien termuda yang mereka amati. Untuk bahan penelitian, mereka mengambil hasil swab hidung dan tenggorokan dari 49 anak-anak dan remaja di bawah usia 21 tahun.

Penelitian tersebut menemukan jumlah virus SARS-CoV-2 di antara mereka jauh lebih banyak dibandingkan orang dewasa yang dirawat di unit perawatan intensif untuk COVID-19.

Menurut studi Boston yang diterbitkan pada 1 Agustus di The Journal of Pediatrics, para ilmuwan menemukan reseptor ACE-2 yang jauh lebih sedikit pada anak-anak yang lebih kecil dibandingkan pada remaja dan orang dewasa. Reseptor tersebut dianggap sebagai pintu gerbang SARS-CoV-2 ke dalam sel tubuh.

Superspreaders cilik?

Peran anak-anak dan remaja dalam penyebaran virus corona telah menjadi perdebatan sejak infeksi pertama didaftarkan. Satu hal yang jelas, anak-anak dan remaja bisa menulari orang lain. Jelas juga anak-anak dan remaja yang terinfeksi sering menunjukkan sedikit atau tidak ada tanda-tanda sakit. Dan jelas juga, meskipun kebanyakan orang lebih suka untuk tidak membicarakan hal ini, anak-anak dan remaja juga dapat meninggal atau menderita kerusakan yang berkepanjangan akibat infeksi COVID-19.

Hal itu tidak secara otomatis berarti bahwa semua anak dan remaja berpotensi menjadi "superspreaders", yang mendorong tingkat infeksi di sekitar mereka. Namun, anak-anak dan remaja - melalui taman kanak-kanak, sekolah, teman, dan olahraga - sering kali memiliki interaksi sosial yang jauh lebih banyak daripada orang dewasa.