Pemerintah Jerman Desak Warganya Tolak Ideologi Esktrem Kanan
- dw
Pemerintah Jerman pada Senin (31/08) mengkritik sikap pengunjuk rasa sayap kanan yang selama akhir pekan menyerbu dan menaiki tangga Gedung Reichstag, tempat majelis parlemen Jerman bersidang.
Juru Bicara Kanselir Jerman Angela Merkel, Steffen Seibert, menggambarkannya sebagai "pemandangan memalukan di Reischstag," mengatakan bahwa mereka yang berkumpul di tangga gedung adalah "anti-demokrat."
Para pengunjuk rasa sayap kanan itu telah menjadi bagian dari demonstrasi Berlin yang memprotes pengetatan pembatasan publik guna mencegah penyebaran virus corona. Beberapa dari mereka mengangkat bendera gerakan ekstrem kanan ReichsbÃrger yang menolak legitimasi negara Jerman modern.
Insiden ini mirip dengan keributan yang melanda Reichstag pada tahun 1933, hanya empat minggu setelah pemimpin Nazi Adolf Hitler diangkat menjadi kanselir Jerman. Kegaduhan digunakan sebagai dalih untuk menargetkan komunis dan mengkonsolidasikan kekuasaan, sehingga memunculkan Nazi Jerman.
"Demonstrasi akhir pekan ini seharusnya tidak mengaburkan fakta bahwa sebagian besar orang di Jerman berpikir dan bertindak berbeda dari para demonstran di Berlin," kata Seibert. "Itulah mengapa Jerman berhasil melewati pandemi sejauh ini."
'Ancaman serius'
Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier pada Senin (31/08) mengatakan fakta bahwa insiden itu terjadi di Reichstag, membuatnya semakin "tak dapat diterima." Dia mendesak warga Jerman untuk menolak ideologi ekstrem kanan.
"Kami tidak akan mentolerir fitnah anti-demokrasi apa pun terhadap Republik Federal Jerman," kata Steinmeier, yang peran kepresidenannya sebagian besar bersifat seremonial.
"Kerusuhan dengan kekerasan pada hari Sabtu (29/08) sekali lagi memperjelas bahwa ekstremisme sayap kanan memiliki akar yang dalam di masyarakat kita."