Dilanda Kerusuhan Akibat Bakar Alquran, Begini Potret Islam di Swedia

Source : Republika
Source : Republika
Sumber :
  • republika

Mungkin tingginya prediksi jumlah Muslim inilah yang dianggap mengancam kelompok sayap kanan Swedia. Mereka khawatir Muslim "menguasai" Swedia. Alhasil mereka melakukan aksi-aksi terencana agar Muslim yang telah tinggal puluhan tahun di Swedia terusir. Termasuk yang dilakukan oleh politisi anti-Muslim Rasmus Paludan. 

Sebenarnya tindakan Islamophobia sudah berlangsung secara terpisah-pisah di Swedia. Misalnya kota Skurup yang melarang penggunaan jilbab di institusi pendidikan pada Desember 2019. Keputusan ini diikuti kota Staffanstorp. 

Tempat ibadah Muslim juga menjadi sasaran kebencian berdasarkan hasil penelitian ahli sejarah Swedia, Mattias Gardell dari Universitas Uppsala pada 2017. 

Gardell melakukan survei pada 173 Masjid di Swedia dengan 106 responden. Hasilnya, 59 persen melaporkan pernah menjadi korban serangan fisik, psikis maupun vandalisme. Sebelumnya, Masjid Bellevue dan Masjid Brandbergen dianggap lokasi perekrutan teroris pada tahun 2000-an. 

photo
Muslimah mengenakan hijab di Swedia, - (google.com)

Kebencian sebagian warga Swedia pada Muslim bukan tanpa dasar. Kelompok garis keras Muslim pernah diduga menjadi dalang pengeboman pada 11 Desember 2010 ketika dua buah bom meledak di pusat kota Stockholm, yang menewaskan pelaku dan melukai dua orang lainnya. Kota Stockholm juga kembali menjadi sasaran serangan berbau teror pada 2017 ketika truk yang dibajak menyasar orang-orang untuk ditabrak. 

Kepolisian Swedia pernah melaporkan jumlah jihadis melonjak menjadi ribuan pada 2017. Padahal jumlah jihadis pada 2010 diklaim hanya 200an orang. Media asal Inggris BBC juga mengabarkan 300 orang dari Swedia memilih ikut berperang di Irak dan Suriah.