Muslim Advocates Sebut Facebook Hasut Kekerasan
- republika
REPUBLIKA.CO.ID, KENOSHA -- Sebuah organisasi hak-hak sipil Muslim memperingatakan platform raksasa media sosial Facebook soal akun yang dinilai kerap menghasut kekerasan. Dalam sebuah pernyatan pada Kamis (27/8), Muslim Advocates menuduh Facebook memiliki "darah di tangannya" setelah kelompok milisi dilaporkan menggunakan platform media sosial itu untuk mengeluarkan "seruan yang menghasut kekerasan" terhadap aksi protes yang berlangsung di Kenosha, negara bagian Wisconcin, Amerika Serikat (AS).
Seperti diketahui, aksi protes atas kekerasan polisi berlangsung di kota itu setelah seorang pria kulit hitam bernama Jacob Blake ditembak tujuh kali di punggung oleh polisi di kota Kenosha pada Ahad (23/8). Pada malam ketiga demonstrasi pada Selasa (25/8), seorang remaja kulit putih berusia 17 tahun diduga menembaki pengunjuk rasa dengan senapan semi-otomatis ala militer. Penembakan yang dilakukan oleh pria bernama Kyle Rittenhouse itu menewaskan dua orang dan melukai satu orang.
Menurut Muslim Advocates, pria bersenjata itu telah "menjawab seruan" dari laman Facebook Kenosha Guard, sebuah kelompok milisi yang kini akunnya telah ditangguhkan. Mengutip situs The Verge, Muslim Advocates mengatakan setidaknya dua orang telah memperingatkan Facebook mengenai halaman dari kelompok milisi tersebut, tetapi perusahaan ini gagal mengambil tindakan apa pun.
Penasihat khusus Muslim Advocates untuk kefanatikan anti-Muslim, Madihha Ahussain, mengatakan dalam pernyataannya bahwa Facebook memiliki "darah di tangannya". Selama bertahun-tahun, Muslim Advocates telah berulang kali memperingatkan Facebook bahwa laman acaranya digunakan oleh milisi dan kelompok pembenci untuk mengatur kekerasan dan mengancam orang.
"Dan selama bertahun-tahun, Facebook telah gagal menghentikannya. Kengerian di Kenosha menunjukkan kepada kita konsekuensi mematikan dari kelambanan Facebook yang disengaja," kata Ahussain, dilansir di Middle East Eye, Jumat (28/8).
Ahussain mengatakan, jika Facebook menghapus laman acara Kenosha Guard tersebut, kemungkinan kematian demikian bisa dicegah. Namun, kata dia, Facebook memilih melihat ke arah lain lagi.
"Sebelum ada lagi orang yang diancam oleh orang-orang fanatik bersenjata dan lebih banyak nyawa hilang, Facebook akhirnya harus bertanggung jawab atas kengerian yang terus terjadi dan menghentikan milisi dan kelompok pembenci menggunakan platformnya untuk mengatur kebencian," katanya.