Petak Umpet Pandemi Virus Corona ala Korea Utara
- dw
“Saat ini tidak ada rencana untuk menutup kedutaan,” kata juru bicara Kedutaan Besar Polandia kepada DW. Demikian pula dengan perwakilan Rumania, meski sebagian besar “anggota keluarga diplomat dan pegawai kedutaan sudah kembali ke Rumania sejak 9 Maret 2020,” tutur jurubicara kedutaan. Republik Ceko dan Bulgaria juga masih membuka kedutaannya di Pyongyang.
Dalam keterangan peringatan perjalanan, Kementerian Luar Negeri Jerman menulis “mustahil mengetahui apakah ada kasus penularan di Korea Utara. Harus diasumsikan, bahwa sistem kesehatan lokal tidak memiliki kemampuan mendiagnosa dan menanggulangi kasus Covid-19.”
Hal ini dibenarkan oleh Dr. Choi Jung Hun yang membelot ke selatan, “Doktor biasanya mampu mendeteksi Covid-19. Tapi setelahnya mereka tidak bisa mengonfirmasikan diagnosa itu tanpa perlengkapan yang dibutuhkan.”
Menurutnya Korea Utara tidak memiliki kapasitas buat menanggulangi wabah. “Tidak ada infrastruktur sama sekali. Di rumah-rumah sakit, padam listrik sudah biasa, antara lain karena tidak ada aliran air yang lancar.”
Dilema bagi organisasi kemanusiaan
Meski demikian, organisasi kemanusiaan asing kesulitan menyalurkan bahan bantuan kepada warga Korut, antara lain karena sanksi PBB. Salah satu organisasi yang memegang izin khusus untuk memasok bahan pokok ke Korut adalah Dokter Tanpa Batas (MSF). Maret silam, mereka mengirimkan masker, sarung tangan, baju pelindung, antibiotika dan produk higiene lainnya.
Korut sendiri hanya mengizinkan segelintir organisasi bantuan membuka kantor di wilayahnya. Termasuk di antaranya adalah Welthungerhilfe di Jerman yang harus menunda proyek mereka di sana. Organisasi lain yang punya akses paling luas adalah Palang Merah Korut, kata Antony Belmain dari Federasi Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (IFRC).