Petak Umpet Pandemi Virus Corona ala Korea Utara
- dw
Sejauh ini media-media Korut rajin memuat berita tentang upaya pemerintah melindungi populasi dari wabah corona. Judul serupa “kebijakan terkait wabah semakin diperkuat,” atau “kampanye nasional melawan wabah digiatkan,” memenuhi laman surat kabar atau stasiun televisi.
Situs Daily NK yang fokus mewartakan kehidupan di Korea Utara secara independen, menyajikan kisah yang berbeda. Harian yang bermarkas di Seoul itu rajin memublikasikan tulisan wartawan Korut dengan nama samaran.
Pertengahan Juni silam, situs tersebut mengunggah spekulasi seorang narasumber, bahwa “lebih dari 5.000 orang yang dibebaskan dari kamp pusat karantina kemungkinan telah meninggal dunia.” Verifikasi independen terhadap klaim tersebut mustahil dilakukan.
Satu hal yang pasti, pemerintah bereaksi dengan menutup perbatasan, sekolah dan universitas, serta memberlakukan larangan keluar bagi 200.000 penduduk di kota Kaesong. Akhir Juli silam stasiun televisi pemerintah mengabarkan dugaan kasus pertama, yakni seorang pembelot yang pulang dari selatan.
Sejak itu pemerintah membisu soal kasus baru. Pembatasan sosial dilonggarkan pertengahan Agustus silam. Hingga kini, Korea Utara belum masuk dalam daftar statistik kasus corona global yang dirilis Johns Hopkins University di Amerika Serikat.
Warga asing meninggalkan Korut
Sejak krisis corona, kabar dari Korea Utara kian langka. Sebagian besar warga asing sudah meninggalkan negeri, termasuk pegawai kedutaan negara-negara Eropa. Saat ini hanya sejumlah negara Eropa timur yang masih mengoperasikan perwakilannya di Pyongyang.