Jepang Cabut Darurat COVID-19, KBRI Tokyo Terus Pantau Kondisi WNI
- KBRI Tokyo
VIVA – Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Tokyo terus memantau kondisi kesehatan Warga Negara Indonesia (WNI) di Jepang di tengah kondisi pandemi virus Corona pasca-pencabutan keadaan darurat di Negeri Matahari Terbit tersebut. Kuasa Usaha Ad Interim KBRI Tokyo, Tri Purnajaya, kepada VIVA.co.id mengatakan sejak awal 2020 hingga kini tercatat ada 38 orang WNI di seluruh Jepang terinfeksi virus Corona.
Baca juga: WNI Positif COVID-19 di Luar Negeri 1.356 Orang, 117 Meninggal
"Mereka adalah ABK (kru) kapal pesiar Diamond Princess 9 orang, ABK kapal Costa Atlantica 23 orang dan WNI lainnya yang bermukim di Jepang 6 orang. Untuk ABK Diamond Princess & Costa Atlantica sudah dinyatakan sembuh dan sudah kembali ke tanah air. Untuk 6 orang WNI yang bermukim di Jepang dengan perincian 2 orang di Tokyo, 1 orang di Fukuoka, 1 orang di Hiroshima, 1 orang di Miyagi dan 1 orang terdeteksi di Haneda. 6 orang ini menjalani perawatan dengan baik dan dalam pengawasan", kata Tri Purnajaya.
Sementara itu terkait imbas dari pandemi virus Corona di Jepang, Tri mengatakan, KBRI Tokyo belum mendapat informasi adanya pemutusan hubungan kerja (PHK) atau kontrak kerja terhadap WNI yang bekerja di Jepang.
"Sampai saat ini kami belum mendapat laporan resmi. Namun kami tetap memantau perkembangan kondisi para pekerja WNI di Jepang. Yang kami dengar justru sulitnya rekruitmen tenaga pemagang asal Indonesia yang sudah dikontrak namun tidak bisa datang ke Jepang karena travel restriction kedua negara. Semoga dalam waktu yang tidak terlalu lama lagi terdapat kesepakatan “travel corridor” kedua negara. Sehingga bisa saling kunjung,. Yang tentunya tetap memperhatikan Protokol kesehatan", ujar Tri Purnajaya.
KBRI Tokyo saat Peringatan Kemerdekaan RI ke-75 Senin 17 Agustus lalu tetap melakukan upacara. Tri menjelaskan upacara itu berlangsung singkat dengan peserta sangat terbatas dan mengikuti protokol kesehatan.
"Kami lakukan sesuai dengan protokol kesehatan. Para peserta wajib mengenakan masker serta menjaga jarak. Ini semua adalah upaya kami agar tetap bisa melakukan upacara kemerdekaan dengan tetap menjaga kesehatan bersama", terang Tri Purnajaya.
Di tengah situasi pandemi virus Corona, Pemerintah Indonesia melalui KBRI Tokyo tetap menjalin kerjasama di berbagai bidang dengan pemerintah Jepang. Tri menjelaskan, selain kerjasama menghadapi pandemi Corona juga terkait investasi dan perdagangan kedua negara.
"Kerjasama Indonesia Jepang di berbagai bidang terus berlangsung. Khususnya menyangkut investasi. Presiden Jokowi pada akhir April 2020 lalu melakukan komunikasi dengan Perdana Menteri Shinzo Abe terkait masalah Corona dan investasi Jepang ke Indonesia. Dalam pembicaraan itu Presiden Jokowi meyakinkan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe bahwa Indonesia meningkatkan berbagai insentif bagi pengusaha Jepang untuk merelokasi ekspansi bisnis mereka di Indonesia serta memperkuat supply chain. KBRI Tokyo terus menjalankan fungsi diplomasi dan memfasilitasi dunia usaha melalui virtual, termasuk tingkat Menteri", tambah Tri Purnajaya.
Lebih lanjut Tri Purnajaya meminta kepada WNI yang tinggal di Jepang agar tetap menjaga kesehatan dan mematuhi protokol kesehatan. Tri juga meminta agar WNI di Jepang tetap menjaga persatuan dan terus berkarya untuk Indonesia.
Jumlah WNI yang tinggal di Jepang hingga akhir 2019 sebanyak 56.346 orang atau mengalami kenaikan 12,7 persen dibandingkan tahun 2018. Angka ini diperkirakan mengalami peningkatan di 2020 seiring dengan pembukaan jalur tenaga kerja asing di Jepang bagi sekitar 350.000 orang dari 8 negara termasuk Indonesia.
Untuk Sekolah Republik Indonesia Tokyo sistim belajar mengajar dilakukan hanya 2 kali pertemuan di kelas setiap pekan nya. Selebihnya pengajaran dilakukan dengan menggunakan internet.
Sejak pencabutan status keadaan darurat yang berlangsung selama sebulan pada akhir Mei lalu, Jepang mengalami kondisi fluktuatif angka penyebaran virus Corona. Hingga Selasa (25 Agustus 2020) jumlah total yang terinfeksi mencapai 63.996 orang. Meninggal ada 1.216 orang. Dan jumlah yang sembuh mencapai 49.999 orang.