Terungkap, Pembantai 51 Muslim di Christchurch Ingin Bakar Masjid

Source : Republika
Source : Republika
Sumber :
  • republika

Tarrant dilaporkan pindah ke Selandia Baru dari Australia pada 2017. Ia kemudian mulai merencanakan serangan, menelaah berbagai masjid di Selandia Baru, mengamati rencana tentang bangunan yang ingin dia serang dan melakukan perjalanan ke Christchurch dari kota selatan Dunedin, tempat dia tinggal. Ia pergi ke Christchurch dua bulan sebelum aksi pembantaian dilakukan.

Saat berada di sana, dia menerbangkan drone di atas masjid Al Noor, melewati pintu masuk, dan keluar gedung. Pada hari penyerangan, sang teroris memiliki kaleng bensin di mobilnya, yang menurut polisi itu akan digunakannya sebagai bahan bakar.

Setelah laporan resmi dari peristiwa tersebut dibacakan pada Senin, puluhan orang akan memberikan kesaksian secara langsung pada sidang yang dijadwalkan akan dilaksanakan dalam empat hari. Para penyintas dan anggota keluarga korban akan membacakan pernyataan atau kesaksian di hadapan pelaku penyerangan tersebut di ruang sidang yang tenang.

Karena aturan jarak sosial akibat pandemi Covid-19, ruang sidang utama relatif kosong. Sementara ada ruang pengadilan tambahan di dalam kompleks pengadilan tersebut, yang disediakan bagi para penyintas dan kerabat korban yang terbunuh.

Tarrant telah dibawa ke sudut khusus di mana dia duduk di belakang penghalang kaca. Dia dijaga oleh empat petugas polisi dan tangannya dibelenggu ke pinggang. Dilansir di The Guardian, Senin (24/8), Tarrant tampak mengenakan kaus penjara berwarna abu-abu dan celana olahraga. Dia tampak memiliki ekspresi kosong dan sesekali melihat ke sekeliling ruangan.

Selanjutnya Klik disini