Daun Purba Berusia 23 Juta Tahun Ditemukan di Selandia Baru
- bbc
Diperkirakan suhu global rata-rata saat itu antara 3C dan 7C lebih tinggi ketimbang saat ini, dan sebagian besar es telah menghilang dari kutub.
Ada perdebatan di antara para ilmuwan tentang tingkat karbon dioksida pada periode tersebut. Di sinilah penelitian ini menjadi sangat menarik.
"Hal menakjubkan adalah daun-daun ini pada dasarnya adalah mumi, jadi kami memiliki komposisi kimia aslinya, dan dapat melihat semua fitur halusnya di bawah mikroskop," kata peneliti utama, Tammo Reichgelt, dari Universitas Connecticut di Storrs, Amerika Serikat.
Reichgelt mengatakan dedaunan itu diawetkan sangat sempurna sehingga pembuluh darah mikroskopis dan stomata - pori-pori yang memungkinkan daun menyerap udara dan melepaskan air selama fotosintesis - dapat terlihat.
Para ilmuwan menganalisa berbagai bentuk kimiawi karbon - atau isotop karbon - di dalam daun dari setengah lusin spesies pohon yang ditemukan di berbagai tingkat dalam endapan.
Temuan ini membantu tim peneliti untuk memperkirakan kandungan karbon pada lapisan atmosfer pada saat itu.
Mereka menyimpulkan kandungan karbonnya sekitar 450 bagian se per satu juta (part per milion/ppm).
Berbagai penelitian sebelumnya - terutama yang menggunakan organisme laut - menunjukkan bahwa kandungannya secara signifikan lebih rendah, yaitu sekitar 300 ppm.