Presiden Mali Dijatuhkan di Periode Kedua Gara-gara Marak Korupsi
- Sumber BBC
VIVA – Presiden Mali Ibrahim Boubacar Keita sebelumnya dilaporkan mengundurkan diri setelah ditahan oleh militer. Dalam pidato yang disiarkan di televisi setempat, dia mengatakan membubarkan pemerintah dan parlemen.
"Saya ingin tidak ada darah yang tumpah untuk membuat saya tetap berkuasa. Jika hari ini elemen tertentu dari angkatan bersenjata ingin ini diakhiri, apakah saya punya pilihan? Saya tidak benci siapa pun, kecintaan saya pada negara tidak memungkinkan saya melakukannya," ujar Keita, seperti diberitakan BBC, Rabu, 19 Agustus 2020.
Keita memenangkan masa jabatan kedua sebagai Presiden pada Pemilu 2018 lalu. Namun beberapa bulan terakhir masyarakat melakukan demonstrasi besar lantaran tingginya kasus korupsi dan kegagalan ekonomi yang terjadi.
Presiden Keita dan Perdana Menteri Boubou Cisse dibawa ke kamp militer dekat Ibu Kota Bamako, dan menuai kecaman internasional. Seorang juru bicara militer menyerukan dilaksanakannya transisi politik sipil yang mengarah ke pemilihan umum yang kredibel.
"Masyarakat sipil dan gerakan sosial politik diundang untuk bergabung dengan kami, untuk bersama menciptakan kondisi terbaik bagi transisi politik sipil yang mengarah pada pemilu kredibel, untuk pelaksanaan demokrasi melalui jalan yang meletakkan dasar bagi Mali yang baru," kata Wakil Kepala Staf Angkatan Udara Mali, Ismael Wague.
Masih belum jelas siapa yang memulai pemberontakan dan berapa banyak anggota militer yang mengambil bagian atau siapa yang sekarang akan memimpin. Kudeta dimulai ketika tentara pemberontak menguasai kamp Kati, di mana presiden dan perdana menteri kemudian ditahan.
Baca juga: Rekonstruksi Klinik Aborsi Mengerikan Raden Saleh, Janin Biasa Dibakar