Gawat, Presiden dan Perdana Menteri Mali Ditahan Tentara Pemberontak
- BBC/Getty Image
VIVA – Presiden Mali Ibrahim Boubacar Keïta disebut telah ditangkap oleh tentara yang memberontak. Demikian pula, Perdana Menteri Mali, Boubou Cissé juga telah ditangkap, meskipun sebelumnya ada seruan untuk ‘dialog persaudaraan’.
Hal itu diungkapkan oleh juru bicara pemerintah setempat, seperti dilansir VIVA dari BBC Internasional, Rabu dini hari, 19 Agustus 2020.
Upaya kudeta mulai tampak di negara Afrika Barat itu yang ditandai dengan tembakan di kamp militer utama di dekat ibu kota, Bamako, pada Selasa pagi.
Baca juga: KAMI Tuding Ada Buzzer di Balik Anggapan Ingin Kudeta Pemerintahan
Di kota, para pemuda juga tampak membakar gedung milik pemerintah. Penangkapan Presiden Keïta dan perdana menterinya itu pun telah memicu kecaman internasional yang meluas.
Itu terjadi beberapa jam setelah perwira junior yang tidak puas menahan para komandan dan menguasai kamp Kati, sekitar 15 km (sembilan mil) dari Bamako. Kerusuhan itu bertepatan dengan seruan mayoritas yang memprotes dan menuntut presiden mundur.
Pemberontakan ini disebut dipimpin oleh Kolonel Malick Diaw - wakil kepala kamp Kati - dan komandan lainnya, Jenderal Sadio Camara. Demikian laporan dari BBC Afrika di Bamako.
Setelah mengambil alih kamp, para pemberontak berbaris di ibu kota. Mereka didorong oleh kerumunan yang berkumpul untuk menuntut pengunduran diri Presiden Keïta.
Sore hari, mereka menyerbu kediamannya dan menangkap presiden dan perdana menterinya yang keduanya memang sedang ada di sana.
Jumlah tentara yang ambil bagian dalam pemberontakan masih belum jelas, begitu pula tuntutan mereka. Beberapa laporan mengatakan, pemberontakan itu dipicu oleh perselisihan gaji.