Logo BBC

Kasus COVID-19 Korsel Melonjak Tinggi, dari Klaster Sekte Agama Lagi

Demonstrasi di Korea Selatan (15/08) tetap berlangsung meski ada kekhawatiran terkait lonjakan kasus Covid-19 di negara itu.-REUTERS/KIM HONG-JI
Demonstrasi di Korea Selatan (15/08) tetap berlangsung meski ada kekhawatiran terkait lonjakan kasus Covid-19 di negara itu.-REUTERS/KIM HONG-JI
Sumber :
  • bbc

Jumlah kasus Covid-19 baru di Korea Selatan mencapai yang tertinggi sejak lima bulan terakhir pada Minggu (16/08). Sebuah sekte agama dituding bertanggung jawab atas jumlah penularan yang besar di Seoul.

Baca juga: RI-Korsel Sepakati Travel Corridor di Masa Pandemi COVID-19

Pemerintah Korea Selatan menuduh seorang pemimpin sekte agama melanggar aturan isolasi diri dan menghalangi penyelidikan wabah virus corona.

Pada hari Minggu (16/08), Korea Selatan melaporkan 279 kasus baru, dua kali lipat lebih banyak dari kasus hari Jumat, yang mencapai 103 kasus.

Sebagian besar infeksi baru ditemukan di Seoul dan sekitarnya.

Seoul mencatat 146 kasus baru, 107 di antaranya terkait dengan Gereja Sarang Jeil yang dipimpin oleh Jun Kwang-hoon, seorang pendeta kontroversial yang kerap mengkritik kebijakan pemerintah, sebagaimana dilapokan Reuters.

Pemerintah Korea Selatan mengatakan jumlah kasus yang terkait Gereja Sarang Jeil telah mencapai 249 secara nasional (data 16/08), dan kemungkinan bertambah karena ribuan orang sedang menjalani tes Covid-19.

Kementerian Kesehatan mengatakan akan mengajukan pengaduan terhadap Jun pada Minggu malam.

Jun dituduh melanggar aturan isolasi diri dengan berpartisipasi dalam demonstrasi pada hari Sabtu dan "menghalangi" penyelidikan epidemiologi dengan tidak mengirimkan daftar lengkap anggota gereja untuk pengujian dan penelusuran kasus.

Ribuan demonstran turun ke jalan pada hari pembebasan Korea Selatan pada Sabtu (15/08). Mereka memprotes kebijakan Presiden Moon Jae-in dan menentang larangan demonstrasi di ibu kota.

Jun dan sejumlah jemaat gereja itu berpartisipasi, meski sebelumnya sudah diperintahkan untuk melakukan isolasi diri setelah lebih dari 100 kasus positif dilaporkan terkait dengan gereja itu.

Sebanyak 4.066 anggota gereja diharuskan menjalani tes Covid-19, tetapi pihak berwenang gagal menjangkau 669 orang, menurut keterangan pemerintah kota, seperti dilaporkan Kantor Berita Korea Selatan, Yonhap.

Lonjakan kasus COVID-19 mendorong pihak berwenang untuk memberlakukan kembali pembatasan jarak sosial yang lebih ketat.

Presiden Moon mengatakan ia akan "menindak tegas beberapa gereja", yang disebut Moon melakukan "tindakan tak termaafkan dan mengancam keselamatan publik."

Dalam laporan media baru-baru ini, Jun mengklaim bahwa infeksi COVID-19 di antara anggota gerejanya tampaknya disebabkan oleh "teror virus yang dibawa oleh kekuatan luar", seperti dikutip dari Yonhap.

Sekte Kristen lainnya, Gereja Yesus Shincheonji, disebut menjadi pusat penularan Covid-19 pertama di Korea Selatan.

Kelompok rahasia itu dilaporkan terkait dengan 36% dari total kasus virus corona di Korea Selatan.

Pada 1 Agustus, otoritas Korea Selatan menangkap pendiri gereja itu, Lee Man-hee, karena diduga menyembunyikan informasi penting untuk pelacakan kontak.