Masjid yang Dihancurkan di China Dibangun Toilet Umum
- republika
China sekarang menjadi rumah bagi lebih dari 22 juta Muslim, termasuk sekitar 11 juta orang Uyghur. Masjid dan situs keagamaan lainnya di Xinjiang rusak parah selama pergolakan politik pada Revolusi Kebudayaan 1966-1976 China.
Melalui penyelidikan awal terhadap kampanye Perbaikan Masjid, RFA menemukan pihak berwenang telah menghancurkan sekitar 70 persen masjid di seluruh XUAR.
Pada saat itu, pihak berwenang menyebut "keamanan sosial" sebagai alasan kampanye tersebut. Tampaknya hal itu berlanjut hingga tahun-tahun setelah 2016 dan terjadi intensifikasi penindasan komprehensif pihak berwenang terhadap Uighur.
Dalam satu laporan di tahun 2016, seorang pejabat lokal di daerah Lop (Luopu) prefektur Hotan (Hetian) melaporkan, pihak berwenang berencana menggunakan situs bekas masjid untuk membuka "pusat kegiatan" yang berfungsi sebagai tempat hiburan.
Pejabat lain di kotapraja Ilchi kota Hotan mengatakan, bekas situs masjid di sana dijadwalkan untuk diubah menjadi pabrik. Nantinya pabrik akan memproduksi pakaian dalam untuk perusahaan yang berbasis di Sichuan.
Selain masjid, pihak berwenang Tiongkok secara sistematis telah menghancurkan kuburan Muslim dan bangunan serta situs keagamaan lainnya di seluruh XUAR sejak 2016.
Investigasi yang dilakukan Agence France-Presse mengungkapkan, setidaknya 45 kuburan di XUAR telah dihancurkan dari 2014 hingga Oktober lalu, dan 30 kuburan diratakan sejak 2017. Situs tersebut diubah menjadi taman, tempat parkir, atau tetap menjadi lahan kosong.