Dikenal Brutal, Tokoh Sentral Abu Sayyaf Serahkan Diri
- dw
Salah seorang pentolan organisasi terror Filipina, Abu Sayyaf, Anduljihad "Edang” Susukan, menyerahan diri di selatan Davao City usai bernegosiasi dengan polisi. Dia dicari atas dugaan keterlibatan pada setidaknya 23 kasus pembunuhan dan lima kasus penculikan.
Edang adalah tokoh paling berpengaruh di Abu Sayyaf yang ditangkap pemerintah tahun ini.
Penangkapannya sekaligus menandakan kemajuan bagi operasi militer pemerintah terhadap organisasi terror yang masuk dalam daftar hitam Amerika Serikat itu. Abu Sayyaf selama ini dikenal brutal dalam menculik wisatawan atau warga negara asing, dan memenggal kepala korban jika tuntutan uang tebusan tidak dipenuhi.
Sejak beberapa tahun terakhir Abu Sayyaf berafiliasi dengan kelompok Islamic State yang juga aktif di Mindanao, FIlipina.
Pemerintah Filipina meyakini Edang dan pasukannya terlibat dalam aksi penculikan lintas batas terhadap wisatawan dan warga di Sabah, Malaysia. Pada 2015 silam, di hari ketika bekas Perdana Menteri Najib Razak tiba dalam kunjungan kenegaraan di Manila, Abu Sayyaf memenggal kepala seorang sandera Malaysia di selatan provinsi Sulu.
Edang juga dituduh ikut membiayai penculikan dua pria Kanada yang dipenggal di Sulu pada 2016 lalu setelah proses negosiasi gagal seputar uang tebusan.
Setelah penangkapannya, militer kini mengalihkan perhatian pada Behn Tatuh, seorang komandan Abu Sayyaf lain yang masih buron. Serupa Edang, Tatuh dikenal brutal dan diyakini melindungi komandan ISIS di Asia Tenggara, Amin Baco, yang asal Malaysia.