Australia Diminta Hapus Working Holiday Visa 'Backpacker', Mengapa
- abc
Selain itu, langkah tersebut akan menaikkan harga buah-buahan dan sayuran segar hingga 60 persen.
AFPA memperkirakan sekitar 130.000 orang asing saat ini memegang visa WHV dan biasanya dipekerjakan di sektor pertanian.
Namun data terakhir menunjukkan jumlah "backpacker" telah mengalami penurunan hingga 50.000 orang sejak adanya pembatasan sosial untuk memperlambat penyebaran COVID-19 awal tahun ini.
Ketua AWU Daniel Walton menjelaskan pandemi ini telah mengungkap betapa besarnya ketergantungan industri pertanian pada pekerja asing, padahal pengangguran di wilayah pedalaman Australia justru meningkat pesat.
"Pandangan bahwa warga Australia tak menghendaki pekerjaan ini, bukan hanya keliru, tetapi juga menyinggung perasaan. Semua jenis pekerjaan itu bermartabat dan harus dihormati," ucap Daniel.
"Bila petani membayar pekerja dengan upah yang layak, ada pekerja yang siap di luar sana, di wilayah pedesaan dan terpencil Australia," ujarnya.
Federasi Petani Nasional (NFF) sebelumnya mengeluhkan kurangnya pekerja di Australia untuk memenuhi kebutuhan industri, serta pembatasan COVID-19 kemungkinan akan menambah masalah bagi mereka.
Bulan lalu NFF meluncurkan website lowongan kerja sebagai upaya menarik warga Australia yang sedang mencari pekerjaan.
Mereka menawarkan bayaran yang diklaim "mengejutkan", termasuk bisa menghasilkan hingga 1000 dolar (sekitar Rp10 juta) per minggu.