Lagi, WNI di AS Jadi Korban Aksi Penipuan Catut Pejabat Kemenlu
- tvOne
VIVA – Kasus penipuan dengan mencatut nama pejabat Kementerian Luar Negeri RI tengah marak terjadi di beberapa negara. Modus penipuan dengan mencatut para pejabat Kemlu ini diduga dilakukan dari Indonesia.
Seperti yang dialami, Kusuma Wijaya, seorang WNI di New York yang sempat dihubungi seseorang yang mengaku Konsul Jenderal RI di New York, Arifi Saiman. Pelaku menghubunginya melalui Whatsapp untuk meminta jasanya mendokumentasikan kegiatan di KJRI New York.
Baca: Retno Tegaskan Sikap RI soal Laut China Selatan pada Menterinya Trump
Kusuma yang berprofesi sebagai fotografer dan memiliki studio foto (K-Studio) di New York itu menuturkan, pada Sabtu lalu sekitar pukul 4 pagi waktu AS, Ia menerima pesan elektronik dari KJRI yang memerlukan jasa pemotretan di KJRI siang harinya.
Pesan tersebut dikirim nomor dengan kode wilayah AS dan mengaku sebagai Konjen RI di New York, Arifi Saiman.
"Setengah 7 pagi pelaku telepon lagi, saya angkat, suaranya mirip-mirip Pak Konjen. Saya ditanya-tanya, 'Apakah bapak bisa? (memotret di KJRI), saya jawab bisa," kata Kusuma kepada tvOne di New York, Minggu, 9 Agustus 2020.
Kusuma sempat meragukan tawaran pemotretan di KJRI oleh pelaku. Akhirnya, Ia menghubungi nomor telpon pelaku yang mengaku-ngaku sebagai Konjen RI di New York, untuk membicarakan kelanjutan tawaran pemotretan dan bujetnya di KJRI.
Sampai akhirnya, pelaku meminta untuk mentransfer sejumlah uang Rupiah ke rekening istrinya yang saat ini berada di Indonesia, karena kebutuhan mendesak. Pelaku berdalih akan segera mengganti uang tersebut sekaligus dengan uang jasa pemotretan.
"Saya bilang, maaf pak saya tidak punya Rupiah. Kemudian dia tanya lagi, apakah ada keluarga di Indonesia yang punya Rupiah. Karena ada memaksa begitu saya jadi berpikir apakah benar ini Pak Konjen walau suaranya hampir mirip?" ungkapnya.
Sejak saat itu, Kusuma sudah meragukan itu merupakan Konjen RI di New York Arifi Saiman. Apalagi, saat dia menghubungi nomor pelaku ada suara motor dan suara laki-laki lain. "Setahu saya di Wisma KJRI (Nw York) itu mana ada banyak suara motor kecuali di Indonesia," ujar Kusuma.
Atas kejadian itu, Kusuma langsung mengkroscek peristiwa itu dengan mengirimkan pesan WA ke Konjen RI Arifi Saiman. "Kurang dari jam 9, Pak Konjen baru balas WA saya, dia bilang dia tidak telpon saya pagi itu. Saya bilang bahwa ada orang menggunakan nama Pak Konjen untuk menipu," kata Kusuma.
Terpisah, Atase Kepolisian RI di KBRI Washington DC, Brigjen Pol Ary Laksmana membenarkan upaya penipuan yang menimpa beberapa WNI di AS. Bahkan, salah seorang staf KBRI Washington sempat menjadi sasaran penipuan.
"Benar, memang ada kasus penipuan dengan mengatasnamakan pejabat Kementerian Luar Negeri, seperti ibu Menlu, beberapa Duta Besar dan Konjen," kata Brigjen Pol Ary Laksmana saat dikonfirmasi.
Menurutnya, modus penipuan modus penipuan mengatasnamakan pejabat Kemenlu ini terjadi di beberapa kantor perwakilan RI di luar negeri. Kasusnya sudah dilaporkan ke Bareskrim Polri melalui Kemenlu RI.
"Kira-kira kejadian ini terjadinya sudah sekitar satu setengah bulan lalu. Jadi sepertinya pelaku sudah mapping, mengumpulkan data-data para pejabat Kementerian Luar Negeri dan beberapa perwakilan di luar negeri," ujarnya.
Modus pelaku seperti yang terjadi di KJRI New York, seolah-olah Konjen RI meminta bantuan kepada WNI setempat untuk mentransfer uang kepada saudaranya yang ada di Indonesia. Kasus ini sudah ditangani Direktorat Cyber Bareskrim Polri.
"Kami menghimbau kepada warga Indonesia yang pernah menjadi korban penipuan mengatasnamakan pejabat Kementerian Luar Negeri, Duta Besar atau KJRI, tolong untuk bisa melaporkan kasus tersebut karena ini sangat penting bagi penyidik untuk mengungkap jaringan pelaku yang diduga berada di Indonesia," tegasnya.
Pelaku Dibekuk
Sebelumnya dilaporkan, tim dari Direktorat Siber Bareskrim Polri telah menangkap 4 orang tersangka yang merupakan narapidana di Lapas Kuningan, Jawa Barat, pada Jumat, 7 Agustus 2020. Keempat tersangka yang diamankan atas nama Dias, Kasim, Jajang dan Deni.
Mereka ditangkap terkait kasus penipuan mengatasnamakan Menteri Luar Negeri, Duta Besar RI, Konsul Jenderal RI dan anggota DPR.
Modus pelaku melakukan penipuan mengatasnamakan anggota DPR, Menteri Luar Negeri, Duta Besar RI, dan Konsul Jenderal RI dengan pelaku utama Dias Ariesta. Dias mengaku sebagai anggota DPR di tiga kota dengan korban WNI di Singapura, Korea Selatan, dan Brunei Darusalam.
Kemudian mengaku sebagai Menteri Luar Negeri di 3 kota dengan korban di Washington DC, Toronto, dan Ottawa. Selanjutnya mengaku sebagai Duta Besar RI di 11 Kota dengan korban WNI di Riyadh, Malaysia, Seoul, Khartoum, Den Haag, Moskow, Tokyo, Pyongyang, Mexico City, Madrid dan Brussels.
Terakhir, mengaku sebagai Konsul Jenderal RI di 2 kota dengan korban WNI di Dubai dan Darwin.
Sementara tiga pelaku lain berperan sebagai rekening penampung uang hasil penipuan.
Laporan: Yanri Subekti/tvOne New York