Demonstrasi 'Meledak' di Lebanon, 1 Polisi Tewas
- REUTER/ Hussam Shebaro
VIVA – Aksi unjuk rasa warga Lebanon pecah pecah di Beirut pada Sabtu Malam. Bentrokan pecah saat para demonstran berusaha menguasai beberapa gedung pemerintahan setempat.
Dilansir dari CNN, Minggu 9 Agustus 2020, Kementerian Luar Negeri, Kementerian Lingkungan dan Kementerian Ekonomi diduduki para demostran yang marah. Penguasa Lebanon saat ini diminta turun karena dinilai bersalah atas krisis ekonomi yang terjadi di negara itu saat ini.
Baca juga: Tagihan Kerugian Ledakan Beirut Rp219 Triliun, Lebanon Minta Tolong
Sejumlah gedung asosiasi perbankan pun diambil alih oleh para pengunjuk rasa. Mereka juga disalahkan atas krisis perbankan yang memburuk, dan memperburuk kondisi warga khususnya setelah ledakan besar beberapa hari lalu.
Tak kuasa membendung demonstran, polisi setempat menembakkan gas air mata dan peluru karet yang melemparkan batu dan kembang api ke arah polisi. seorang anggota polisi pun tewas dan lebih dari 200 orang terluka pada bentrokan tersebut.
Udara di daerah aksi tersebut pun diselimuti gas air mata dan demonstrasi terus meluas. Protes ini pun tercatat terbesar sejak pemberontakan nasional yang terjadi Oktober lalu.
Beberapa jam sebelum bentrokan pecah, Perdana Menteri Lebanon Hassan Diab berjanji, pemerintah akan mengadakan pemilihan umum lebih awal. Terlebih lagi pemerintahannya terus didesak untuk mengundurkan diri.
Sebagian dari demonstrasi tetap melakukan aksinya secara damai. Sementara bagian lain didominasi oleh pengunjuk rasa yang marah yang berhadapan dengan pasukan keamanan.
"Kami berada dalam masalah di sini karena di satu sisi, pengunjuk rasa membakar gedung dan jika saya mengirim truk pemadam kebakaran untuk memadamkan api, saya khawatir pengunjuk rasa akan menyerang dan melukai polisi dan petugas pemadam kebakaran," kata Gubernur Beirut Marwan Abboud.