Di Australia Ada Juga Orang Bikin Kerajaan, Empire of Atlantium
- abc
Tak hanya di Indonesia, di Australia pun ada sejumlah warga yang membuat kerajaan, lengkap dengan hukum dan mata uang sendiri. Salah satunya adalah "Empire of Atlantium".
Australia adalah salah satu negara dengan "micronation" atau negara mikro terbanyak di dunia. Ahli hukum konstitusi mengatakan hal ini disebabkan banyaknya motivasi perorangan di negara tersebut.
George II, yang bernama asli George Cruickshank, memiliki kualitas seseorang yang berpotensi di bidang politik sesuai harapan orangtuanya, yaitu cerdas dan pandai berbicara, bahkan sejak usia belia.
"Tapi yang terjadi malah saya memutuskan untuk membuat negara sendiri di halaman belakang rumah, menaikkan bendera Atlantium, dan diakui sebagai, sejauh ini, satu-satunya kepala negara dari negara ini," kata dia.
"Kebanyakan orang punya masa kanak-kanak serupa. Tapi, berbeda dengan mereka, saya bisa melanjutkannya sampai ketika sudah dewasa."
Berdiri di tahun 1981, ketika George masih remaja, "Empire of Atlantium" atau Kekaisaran Atlantium, adalah negara berdaulat yang ada di New South Wales, dengan konstitusi, sistem peradilan, bendera, dan mata uang sendiri.
Jauh dari kota kelahiran George di daerah pinggiran kota Sydney, "ibukota global" negara tersebut, Concordia, berlokasi di "Lachlan Valley", di mana terdapat susunan pemerintah, monumen peringatan, kantor pos, dan lain-lain.
Beranggotakan 3.000 warganegara global, seandainya benar berdaulat, Atlantium akan terdengar sangat mengesankan.
Namun, negara ini tidak terdaftar secara hukum.
"Keberadaannya di luar hukum" Kekaisaran Atlantium telah mengklaim "otoritas ekstratorial" atas sebuah properti di 'Lachlan Valley'. (Facebook: Empire of Atlantium)
Lahir dari keinginan untuk menghindari belenggu demokrasi konstitusional, Australia merupakan rumah dari banyak negara mikro.
Negara tersebut juga merupakan salah satu negara dengan negara mikro terbanyak, yang beberapa contohnya adalah "Sovereign State of Aeterna Lucina" dan "Province of Bumbunga".