Melbourne Kota Paling Nyaman di Dunia Itu Kini Kota Mati
- abc
Melbourne pernah menjadi kota paling nyaman untuk ditinggali di dunia selama beberapa tahun. Namun setelah pembatasan aktivitas yang kembali diberlakukan, kota ini terlihat nyaris tanpa kehidupan di malam hari.
Dengan diberlakukannya aturan pembatasan tahap empat, warga di kawasan metropolitan Melbourne telah dilarang untuk keluar rumah mulai pukul 8 malam sampai 5 subuh setiap harinya selama enam minggu.
Langkah ini dilakukan sebagai upaya mengurangi penularan virus corona di negara bagian Victoria yang hingga saat ini menjadi yang tertinggi dibandingkan negara bagian lainnya.
Hari Jumat ini (7/08), terdapat 450 kasus penularan harian COVID-19 di Melbourne dengan 11 angka kematian.
Aturan pembatasan tahap keempat juga melarang warga di kawasan metropolitan Melbourne untuk berpergian lebih dari lima kilometer dari rumah mereka.
Ribuan toko, tempat kegiatan bisnis dan usaha yang tidak masuk dalam kategori penting dan mendesak telah dipaksa ditutup.
Akibatnya, pusat kota Melbourne menjadi sepi di siang dan malam hari, seperti sebuah kota yang mati.
Berikut foto-foto dari sejumlah lokasi di pusat Kota Melbourne yang biasanya ramai dikunjungi oleh warga dan turis.
Jalanan sepi di persimpangan depan Flinders Street Station yang menjadi jantung kota Melbourne
Sebuah mobil polisi melintasi jalan Flinders Street.
AAP: Erik Anderson
Kawasan Swanston Street menjadi sangat sepi dan nyaris tidak terlihat ada aktivitas setelah pukul 8 malam
Setelah jam 8 malam hanya warga yang bekerja dan mengantongi surat izin yang boleh berada di luar.
AAP: Erik Anderson
Menjadi pemandangan yang biasa di malam hari melihat polisi yang berpatroli di jalanan kota Melborune
Sejak tahap empat pembatasan aktivitas diberlakukan, polisi telah diberikan kewenangan penuh untuk memastikan warga mematuhinya.
AAP: Erik Anderson
Suasana di luar National Gallery of Victoria atau NGV yang biasanya dipenuhi pejalan kaki dan penampilan seniman jalanan
Pohon yang dihias seolah sedang menggunakan masker.
AAP: James Ross
Kawasan Bourke Street yang sepi setelah banyak toko dan tempat usaha yang ditutup
Penggunaan masker telah diwajibkan untuk seluruh warga Melbourne jika keluar rumah.
AAP: Daniel Pockett
Pemandangan di bawah kubah State Library of Victoria yang kosong
Tak ada lagi pengunjung yang boleh ke perpustakaan State Library of Victoria.
ABC News: Margaret Burin
Tram yang kosong meski di jam yang biasanya sibuk, seperti di pagi hari dan sore hari
Frekuensi tansportasi umum seperti tram telah dikurangi, termasuk jam beroperasinya.
ABC News: Margaret Burin
Gedung pertunjukan The Forum di Melbourne yang biasanya menjadi panggung bagi pertunjukkan berkelas dunia
Pertunjukan musik, teater, dan komedi sudah lama tidak digelar di Melbourne.
ABC News: Margaret Burin
Suasana di area penjemputan di bandara Tullamarine yang tidak pernah terlihat sebelumnya
Suasan di luar bandara Tullamarine yang biasanya dipenuhi mobil, taksi, dan orang yang menunggu dijemput.
ABC News: Margaret Burin
Suasana Melbourne Cricket Ground (MCG) rumah sejumlah pertandingan olahraga, khususnya liga nasional sepakbola gaya Australia (AFL)
Pemandangan matahari tenggelam di dalam MCG yang sudah lama tidak menggelar pertandingan olahraga.
ABC News: Margaret Burin
Baca juga:
Pemilik bisnis dan pekerja asal Indonesia mencoba bertahan di tengah badai ekonomi akibat lockdown yang diperketat di MelbourneKiat orangtua asal Indonesia merawat anak-anak mereka yang hidup dengan autisme saat akivitas semakin dibatasiSeparah apa penularan di Melbourne sampai perlu lockdown yang lebih ketat dan denda yang besar?Kehidupan warga Indonesia setelah aturan jam malam dan tidak boleh keluar lebih dari 5 kilometer diberlakukanMelbourne dinyatakan dalam keadaan bencana COVID-19, inilah penjelasan aturan pembatasan baru tahap keempat