Israel Buru-buru Bantah Keterlibatan dalam Ledakan Besar di Beirut

Bendera Israel.
Sumber :
  • thebluegrassspecial.com

VIVA – Pemerintah Israel menegaskan tidak ada hubungannya dengan ledakan besar di wilayah pelabuhan Beirut pada Selasa waktu setempat. Hal ini diungkapkan seorang pejabat pemerintahan yang tak disebutkan namanya.

Hizbullah Tembakkan 250 Roket ke Israel, Sejumlah Orang Luka-luka

Baca Juga: Ledakan Beirut Terjadi Dua Kali di Dekat Gudang Bahan Peledak

"Israel tidak ada hubungannya dengan insiden itu," kata pejabat itu dengan syarat anonimitas, dikutip dari hindustantimes, pada Rabu 5 Agustus 2020. 

AS Ancam Akan Menarik Diri dari Mediasi Gencatan Senjata Israel-Lebanon

Selain itu, Menteri Luar Negeri Israel Gabi Ashkenazi mengatakan kepada televisi Israel N12 bahwa ledakan itu kemungkinan besar merupakan kecelakaan yang disebabkan oleh kebakaran.

Ledakan besar mengguncang Ibu Kota Lebanon, Beirut, menyebabkan kerusakan parah dan melukai banyak orang. Laporan menyebut ledakan terjadi di daerah pelabuhan kota, sementara ledakan kedua belum terkonfirmasi.

Serangan Udara Israel Sasar Pemimpin Senior Hizbullah di Beirut, Bagaimana Nasibnya?

Getaran akibat ledakan bahkan terasa hingga pegunungan di Beirut yang jaraknya sekitar 13 mil jauhnya. Pemerintah Lebanon langsung mengerahkan tentara untuk mengirimkan bantuan ke wilayah pelabuhan tersebut.

Belum diketahui penyebab ledakan tersebut, namun kantor berita Lebanon NNA mengatakan ledakan terjadi di daerah pelabuhan di mana ada gudang yang menampung bahan peledak. Tidak jelas apa yang menyebabkan ledakan atau jenis bahan peledak yang disimpan di lokasi kejadian.

Dalam video yang beredar di media sosial, terlihat kepulan asap besar membumbung di langit dan menghancurkan bangunan. Insiden ini juga terjadi jelang putusan dalam persidangan atas pembunuhan mantan Perdana Menteri Rafik Hariri yang terjadi pada 2005.

Ledakan ini terjadi di tengah ketegangan politik di Lebanon, di mana banyak demonstrasi jalanan menentang pemerintah yang disebut gagal menangani krisis ekonomi terburuk sejak perang saudara 1975-1990.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya