Cerita Warga Indonesia Menjalani Lockdown Lebih Ketat di Melbourne
- abc
Kawasan metropolitan Melbourne memberlakukan aturan pembatasan yang lebih ketat untuk menekan angka penularan corona dengan menaikkannya ke tahap empat dan kini dinyatakan dalam status bencana.
Perubahan terbesar adalah larangan keluar di jam tertentu dan hanya diperbolehkan berada dalam radius lima kilometer dari tempat tinggalnya.
ABC Indonesia telah bertanya kepada sejumlah warga Indonesia di kawasan metropolitan soal bagaimana kondisi dan perasaan mereka dengan peraturan yang ketat tersebut.
Pemberlakuan jam malam
Melbourne menjadi satu-satunya kota di Australia yang hanya boleh beraktivitas di luar dari pukul 5 pagi sampai 8 malam, dengan alasan berbelanja kebutuhan pokok, berolahraga, merawat atau menerima perawatan, serta untuk kerja di sektor yang sangat terbatas.
Kebanyakan warga Indonesia di Melbourne, seperti Nila Wati, yang tinggal di Dandenong, mengatakan batas keluar rumah jam delapan tidak terlalu berpengaruh bagi mereka.
"Saya yang berprofesi ibu rumah tangga jam 8 malam memang sudah tidak beraktivitas di luar rumah, hanya saja suami yang biasanya bekerja sampe malam jam 9," kata Nila.
"Menurut saya pribadi, aturan jam malam tidak berdampak apa-apa dengan pekerjaan dan aktivitas saya karena biasanya itu waktu saya berisitirahat," ujar Steven Saputra dari pusat kota Melbourne.
Warga Melbourne yang keluar setelah jam 8 malam hanyalah mereka yang bekerja di bidang-bidang tertentu, seperti perawatan atau sektor medis. (AAP: Erik Anderson)
"Karena setiap hari harus bangun jam 4:30 pagi, jadi diatas jam 8 malam week day, saya biasanya enggak keluar rumah, udah ganti pijama siap-siap ke pulau mimpi," ujar Yennie Bonnie dari Balwyn North.
Cucu Juwita di Weribee juga menyambut aturan "curfew" waktu beraktivitas di luar, karena ia berharap bisa mengurangi interaksi orang-orang meski merampas "kebahagiaan".