Kisah 3 Perempuan yang Selamat dari Bom Atom Hiroshima dan Nagasaki
![Teruko Ueno bekerja sebaga perawat di rumah sakit Red Cross Hiroshima beberapa tahun setelah bom atom dijatuhkan di Hiroshima (kiri) dan Teruko tahun 2015.-Lee Karen Stow](https://thumb.viva.co.id/media/frontend/thumbs3/2020/08/03/5f28202d9626a-bom-atom-di-hiroshima-dan-nagasaki-cerita-tiga-perempuan-yang-selamat-saya-belum-pernah-ke-neraka-tapi-neraka-mungkin-seperti-yang-kami-alami_665_374.jpg)
- bbc
"Saya tidak menderita satu goresan pun. Saya diselamatkan oleh Gunung Konpira. Tetapi orang-orang lain di sisi gunung mengalami hal yang berbeda, mereka menderita kondisi yang mengerikan.
"Banyak yang melarikan diri dari Gunung Konpira ke tempat kami. Orang-orang dengan mata yang keluar dari sarangnya, rambut mereka acak-acakan, hampir semuanya telanjang, terbakar sangat parah dengan kulit tergerai.
"Ibu saya mengambil handuk dan seprai di rumah dan, bersama perempuan-perempuan lain di wilayah kami, membawa orang-orang itu ke auditorium sebuah perguruan tinggi komersial terdekat, tempat mereka bisa berbaring.
"Mereka meminta air. Saya diminta memberi mereka air, jadi saya menemukan mangkuk pecah dan pergi ke sungai terdekat dan mengambil air untuk mereka.
"Setelah minum seteguk air, mereka meninggal. Orang meninggal satu demi satu.
"Saat itu musim panas. Oleh karena belatung dan bau yang mengerikan, mayat-mayat itu harus segera dikremasi. Mereka ditumpuk di kolam renang di kampus dan dikremasi dengan kayu bekas.
"Tidak mungkin bagi kami untuk mengetahui siapa orang-orang itu. Mereka tidak mati seperti layaknya manusia.
"Saya berharap generasi mendatang tidak akan pernah melalui pengalaman serupa. Kita tidak boleh membiarkan senjata nuklir digunakan.
"Manusialah yang menciptakan perdamaian. Meskipun jika kita hidup di negara yang berbeda dan berbicara bahasa yang berbeda, keinginan kita untuk mewujudkan perdamaian adalah sama."
Semua foto dilindungi hak cipta.