Kisah 3 Perempuan yang Selamat dari Bom Atom Hiroshima dan Nagasaki
![Teruko Ueno bekerja sebaga perawat di rumah sakit Red Cross Hiroshima beberapa tahun setelah bom atom dijatuhkan di Hiroshima (kiri) dan Teruko tahun 2015.-Lee Karen Stow](https://thumb.viva.co.id/media/frontend/thumbs3/2020/08/03/5f28202d9626a-bom-atom-di-hiroshima-dan-nagasaki-cerita-tiga-perempuan-yang-selamat-saya-belum-pernah-ke-neraka-tapi-neraka-mungkin-seperti-yang-kami-alami_665_374.jpg)
- bbc
"Saya sendiri ingin melakukan sesuatu agar anak-anak dan cucu-cucu kita, yang adalah masa depan kita, dapat hidup di dunia di mana mereka dapat tersenyum setiap hari."
Reiko Hada
Reiko Hada berusia sembilan tahun ketika bom atom jatuh di kota asalnya, Nagasaki pada pukul 11.02 tanggal 9 Agustus 1945.
Sebelumnya pagi itu, ada peringatan tentang serangan udara, jadi Reiko tetap di rumah.
Setelah semuanya beres, dia pergi ke kuil terdekat, di mana anak-anak di lingkungannya akan belajar alih-alih pergi ke sekolah, karena seringnya peringatan bahwa akan terjadinya serangan udara.
Setelah sekitar 40 menit belajar, para guru memberhentikan kelas, sehingga Reiko pulang.
"Saya berhasil sampai ke pintu masuk rumah saya, dan saya rasa bahkan sudah melangkah masuk," kata Reiko.
"Kemudian kejadian itu terjadi tiba-tiba. Sebuah cahaya menyala menerpa mata saya. Warnanya kuning, khaki dan oranye, semuanya bercampur menjadi satu.
"Saya bahkan tidak punya waktu untuk bertanya-tanya apa itu ... Dalam waktu singkat, semuanya menjadi sangat putih.
"Rasanya seolah-olah saya dibiarkan sendirian. Momen berikutnya ada suara gemuruh yang keras. Lalu saya pingsan.
"Setelah beberapa saat, saya sadar. Guru kami mengajari kami untuk pergi ke selter serangan udara dalam keadaan darurat, jadi saya mencari ibu saya di dalam rumah, dan kami pergi ke selter yang ada di lingkungan kami.