Hong Kong Mengalami Gelombang Ketiga COVID-19, Mengapa Bisa Terjadi?
- bbc
Hong Kong sempat dianggap sebagai panutan dalam penanganan pandemi Covid-19 hingga `gelombang ketiga` kasus Covid-19 di negara itu terjadi.
Meskipun berbagi perbatasan dengan China daratan, tempat kasus Covid-19 pertama dilaporkan, jumlah penularan virus corona di Hong Kong rendah dan kota itu mampu menghindari kebijakan karantina wilayah ekstrem, yang diperkenalkan di beberapa bagian China, Eropa, dan AS.
Tapi sekarang, bukan hanya gelombang kedua, Hong Kong menghadapi gelombang ketiga penularan Covid-19.
Pemerintah telah memperingatkan sistem rumah sakit bisa kolaps. Hong Kong juga baru saja mencatat jumlah infeksi baru dalam sehari.
Apa yang salah, dan pelajaran apa yang bisa dipetik oleh negara-negara yang tengah menghadapi pandemi dan penurunan ekonomi akibat karantina wilayah?
Pengecualian karantina dan adanya `celah`
Hong Kong mencatat kasus Covid-19 pertamanya pada akhir Januari, yang menyebabkan kekhawatiran yang meluas dan panic buying. Tetapi jumlah infeksi tetap relatif rendah dan penyebaran virus dapat dikendalikan dengan cukup cepat.
Hong Kong mengalami apa yang kemudian dikenal sebagai "gelombang kedua" pada bulan Maret, setelah mahasiswa dan penduduk dari luar negeri mulai kembali ke wilayah itu, yang menyebabkan lonjakan infeksi impor.