Derita Para Penyandang Tunanetra gara-gara COVID-19
- bbc
Para penyandang tunanetra dalam rangkaian foto ini biasanya adalah orang-orang mandiri yang bekerja dan bepergian tanpa rasa takut. Namun pandemi COVID-19 dan kebijakan pembatasan sosial telah mengubah segalanya.
Berikut penuturan mereka, seperti yang dirangkum dalam foto-foto karya fotografer asal Italia, Stefano Sbrulli, yang dilakukan antara Maret-Juni.
Italia merupakan salah satu negara yang menerapkan aturan pembatasan wilayah paling ketat dan paling lama di Eropa.
Lucilla, 55 tahun, asal Roma
Lucilla adalah seorang guru sejarah seni dan pematung. Dia kehilangan penglihatannya karena penyakit degeneratif.
"Saya kerap menghitung langkah untuk mencapai ke suatu tempat, (jadi) jika Anda mengubah sesuatu di jalan dilewati, saya bisa tersesat.
"Saya belum pergi berbelanja lagi. Biasanya saya naik kereta Metro C, namun di San Giovanni mereka mengubah segalanya, dan ini membuat jalan keluar saya menjadi terbatas dan lebih sulit."
Si kembar Lorenzo dan Francesco, 13 tahun, asal Roma
Lorenzo suka sekali bermain drum dan Francesco suka bernyanyi, namun selama karantina kursus-kursus yang mereka ikuti turut terhenti.
Mereka adalah saudara kembar, keduanya mengalami kebutaan serta kerap bermain dan menyanyi di teras rumah mereka sampai matahari terbenam.