Pemilu Singapura: Menghitung Kekuatan Partai Oposisi
- bbc
Kampanye Pritam Singh berpusat pada premis bahwa pemerintah lebih merespons kerisauan masyarakat ketika kehilangan kursi, seperti pada 2011 saat PAP mengalami kekalahan pemilu terburuk kemudian melakukan perubahan kebijakan di bidang imigrasi—salah satu topik yang menjadi fokus banyak pemilih.
Kesuksesan Partai Pekerja dianggap banyak kaitannya dengan pemilih muda dan pemilih perdana, yang berjumlah sepertiga dari seluruh pemilih serta yang dipandang ingin melihat Singapura berkembang sebagai negara demokrasi.
Dugaan serangan PAP terhadap kandidat dari kubu oposisi diperkirakan juga membuat para pemilih enggan memilih partai berkuasa tersebut.
Eugene Tan, pengamat politik sekaligus asisten profesor hukum di Singapore Management University, berpendapat hasil pemilu menguatkan pandangan bahwa para pemilih—terutama pemilih muda—mulai memandang dominasi satu partai adalah "situasi yang sangat janggal bahkan tidak adil".
Insting PAP dalam "perburuan dominasi politik", papar Tan kepada BBC, "semakin bertentangan dengan keyakinan para pemilih bahwa persaingan politik dan keberagaman… adalah bahan penting bagi sistem tata pemerintahan yang kokoh".
Viswa Sadasivan, seorang akademisi dan blogger yang banyak menulis mengenai politik, mengatakan pemilu lalu adalah sesuatu yang mengubah politik Singapura.
Seperti Eugene Tan, Viswa pernah menjabat "anggota parlemen yang dinominasikan"—kursi di parlemen yang diberikan kepada individu-indvidu non-partisan guna memberikan pandangan alternatif.
Jabatan ini diciptakan pada 1990, tatkala anggota parlemen dari kubu oposisi terbilang sangat jarang dan PAP kerap memenangi pemilu sebelum hari-H lantaran hampir semua kursi parlemen tidak diperebutkan dengan oposisi.