Pemilu Singapura: Menghitung Kekuatan Partai Oposisi
- bbc
Akan tetapi, akhir-akhir ini partai oposisi tidak punya sumber daya manusia untuk merekrut caleg yang punya kemampuan dan berpengalaman untuk bersaing di wilayah dengan jumlah pemilih banyak.
Karenanya, ketika Partai Pekerja memenangi GRC Aljunied pada 2011, peristiwa itu dianggap sebagai kemenangan mengejutkan dan terobosan bagi suara oposisi. Tahun ini, mereka telah merebut wilayah besar lain.
Upaya itu tentu sangat mahal mengingat Singapura merupakan salah satu negara dengan biaya hidup termahal di dunia.
Seorang caleg harus menyetor S$13.500 atau sekitar Rp143 juta untuk bisa bersaing dalam pemilu. Agar bisa mendapatkan kembali uang itu, seorang caleg harus melampaui seperdelapan dari total suara.
Perbedaan elektoral dari setiap wilayah pemilihan juga kerap diubah untuk mencerminkan pertumbuhan penduduk. Partai-partai oposisi mengeluh bahwa hal ini dilakukan tidak transparan dan manipulatif, sesuatu yang selalu dibantah pemerintah.
Di samping itu, ada tuduhan lama bahwa wilayah-wilayah yang dikuasai PAP cenderung mendapat lebih banyak dana pembangunan dan perbaikan fasilitas ketimbang daerah yang dikuasai oposisi sehingga pemilih pun enggan memilih oposisi.
PAP menolak permintaan BBC untuk wawancara mengenai topik-topik ini.
Semua hal di atas dapat diartikan, kalaupun partai-partai oposisi bersikap vokal dan aktif, hampir mustahil bagi mereka untuk bersaing dengan PAP.