Pemilu Singapura: Menghitung Kekuatan Partai Oposisi
- bbc
Singapura mungkin adalah salah satu negara terkaya dan "terpintar" dunia, namun sejak merdeka ada satu hal yang baru terwujud sekarang, partai oposisi yang punya kekuatan. Setelah hasil mengejutkan dalam pemilu baru-baru ini, suara-suara perubahan bermunculan, tulis wartawan BBC Sharanjit Leyl.
Pada 10 Juli lalu, para pemilih yang memakai masker berdiri tertib mengantre di tempat pemungutan suara. Pandemi Covid-19 dan resesi ekonomi bercokol di benak mereka.
Hasil pemilu tersebut kembali dimenangkan Partai Aksi Rakyat (PAP). Namun, secara mengejutkan bagi banyak orang, suara yang diperoleh tergerus oleh kubu oposisi.
- Singapura masuk resesi, diprediksi yang terburuk sejak 1965
- Singapura, negara yang maju dengan `memaksa` warganya
- Halimah Yacob, presiden Melayu pertama Singapura dalam 47 tahun, dipilih `tak demokratis`
Tanpa disangka, partai oposisi terbesar, Partai Pekerja, meraih hasil terbaik sepanjang sejarah dengan merebut 10 kursi di parlemen.
Padahal, di Singapura, orang yang mendukung partai oposisi dipandang sedang melancarkan protes. Dan, oleh sebab itu, anggota parlemen sejak dulu sangat jarang. Kalaupun ada, suara mereka tidak banyak berpengaruh di parlemen.
Saat berkampanye pun, pemimpin Partai Pekerja, Pritam Singh, meyakinkan para pemilih bahwa partai pimpinannya tidak punya ambisi untuk memerintah. Mereka hanya ingin dapat menguatkan mekanisme kawal dan imbang (check and balance) terhadap PAP.