Gempa 7,8 SR Guncang Alaska, Berpotensi Tsunami
- ANTARA Foto/Nyoman Budhiana
VIVA – Gempa berkekuatan 7.8 Skala Richter (SR) mengguncang Alaska, sekitar 75 mil di selatan Chignik. Otoritas setempat telah mengeluarkan peringatan tsunami untuk wilayah Alaska Selatan dan Semenanjung Alaska.
Sistem Peringatan Tsunami AS mengatakan potensi tsunami diperkirakan akan terjadi dalam satu jam berikutnya di titik-titik sepanjang pantai Alaska. Gempa itu diketahui berada di kedalaman 10 km, sementara gelombang berbahaya mungkin akan terjadi di sepanjang pantai dalam jarak 300 km dari pusat gempa.
"Berdasarkan parameter gempa pendahuluan, gelombang tsunami berbahaya mungkin terjadi di pantai yang berjarak 300 km dari pusat gempa. Dampak ke pantai California masih dievaluasi oleh Pusat Peringatan Tsunami," tulis pernyataan otoritas setempat, dikutip Express, Rabu, 22 Juli 2020.
Belum diketahui apakah gempa tersebut menyebabkan korban jiwa atau kerusakan. Gempa terjadi di Ring of Fire, yang disebut karena sejumlah besar gempa bumi dan letusan gunung api terjadi di sana.
"Tempat tidur dan gorden bergerak. Merasa seperti gempa yang sangat panjang. Terasa di Jomer, Ak di Lands End," kata seorang warga.
Sementara warga lainnya mengaku merasa pusing saat gempa.
Baca juga: Banjir Bandang Luwu Utara Akibat Gempa, Ini Kata BMKG
"Jika Anda berada di area peringatan tsunami, segera evakuasi diri ke daratan atau tempat yang lebih tinggi dan di luar zona bahaya tsunami atau pindah ke lantai atas gedung bertingkat, tergantung pada situasi Anda. Keluar dari air, lepas pantai dan menjauh dari pelabuhan, marina maupun teluk," kata imbauan pemerintah.
Ring of Fire adalah serangkaian gunung berapi dan lokasi gempa potensial yang tersebar di sekitar batas Samudra Pasifik. Hampir 75 persen gunung berapi aktif di bumi terletak di sana dan hampir 90 persen gempa bumi besar terjadi di dalam dan sekitar zona ini.
China: Veto AS atas Rancangan Resolusi DK PBB untuk Gaza Tunjukkan Standar Ganda
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri mengatakan tindakan AS yang kembali mengajukan veto atas rancangan resolusi DK PBB atas Gaza kembali menunjukkan standar ganda AS.
