Riset: Pasien COVID-19 yang Tanpa Gejala Bisa Tiba-tiba Meninggal
- bbc
Pasien virus corona tanpa gejala atau yang disebut asimtomatik tetap dapat mengalami keruskan organ tubuh, menurut satu penelitian di Amerika Serikat dan pengalaman seorang dokter di Inggris.
Para peneliti di Scripps Research di La Jolla, California, AS, yang menganalisis data publik menemukan bahwa 45% orang yang terkena COVID-19, tidak mengalami gejala yang biasa diakibatkan oleh virus corona, seperti batuk kering, demam dan tersengal-sengal.
Apa yang ditemukan juga dari pemindaian melalui CT scan—prosedur yang menggunakan sinar X, dengan hasil yang diolah dengan komputer—lebih dari setengah pasien asimtomatik memiliki gejala kerusakan paru-paru serius.
Tim peneliti mengatakan temuan itu merupakan bukti bahwa mereka yang tak mengalami gejala virus corona, memainkan peranan penting dalam menyebarkan virus dan menunjukkan perlunya tes dalam skala besar, serta melakukan pelacakan kontak yang merupakan faktor yang sangat penting.
Sementara John Kinnear, dekan Fakultas Kedokteran, Anglia Ruskin University, Inggris, menceritakan pengalamannya memeriksa pasien tanpa gejala dan terkejut melihat kerusakan paru-paru yang dialami pasien.
"Saat saya tiba dengan perlengkapan alat pelindung diri lengkap dan siap untuk melakukan sedasi kepada pasien sebelum menggunakan ventilator, saya kira saya tiba di tempat tidur yang salah," tulis Kinnear dalam kajiannya.
"Ia duduk dengan tenang, sambil berbicara dengan putrinya melalui telepon seluler dan terkejut dengan penampilan saya dengan APD. Saya mengira kolega saya terlalu berlebihan. Namun saya memeriksa kadar oksigen di darah untuk berjaga-jaga, lebih pada insting bukan karena khawatir."