Kacau, Lagi Lockdown Orang-orang di Melbourne Masih ke Panti Pijat
- abc
Menteri Utama negara bagian Victoria, Premier Daniel Andrews meminta para pelanggar aturan pembatasan sosial untuk bersikap lebih baik lagi, setelah Melbourne mencatat 238 kasus virus corona, hari Rabu (15/07).
Seorang perempuan berusia 90-an menjadi orang ketiga yang meninggal akibat COVID-19 di Victoria dalam dua hari terakhir dan menambah jumlah kematian menjadi 27 orang.
Polisi telah menjatuhkan 546 denda dalam seminggu terakhir terhadap para pelanggar pembatasan sosial tahap ketiga, termasuk mereka yang tetap bermain judi, menggelar pesta, dan minum-minum di tempat umum.
Seorang warga didenda karena menolak meninggalkan restoran cepat saji KFC. Ada juga dua pria yang ketahuan bermain video game Pokemon GO.
"Beberapa orang keluar dari mobilnya dan berkeliling main Pokemon," ujar Rick Nugent dari kepolisian setempat.
"Masih ada pula yang tetap mengunjungi panti pijat atau melakukan kerja seks," katanya.
Pihak kepolisian mengaku sangat prihatin dengan warga yang tetap menggelar pesta dan pertemuan di rumah mereka.
"Kami menemukan warga yang sembunyi di lemari, atau di garasi. Kami minta agar berhenti," kata Rick.
Ia meminta warga untuk saling mendukung satu sama lain dalam mengatasi keadaan darurat di Victoria saat ini.
Dampak pembatasan mulai terlihat
Jumlah kasus baru sebanyak 238 dalam sehari merupakan peningkatan tertinggi keempat di Victoria sejak pandemi berlangsung.
Pada Jumat pekan lalu, peningkatan kasus dalam sehari di Victoria mencapai rekor dengan 288 kasus.
Menurut Pejabat Medis Tertinggi Victoria Profesor Brett Sutton, stabilisasi jumlah kasus dalam beberapa hari terakhir mungkin jadi permulaan dari dampak pembatasan sosial yang kembali diperketat sejak Kamis pekan lalu.
Namun dia menekankan perlunya jumlah kasus baru untuk terus diturunkan.
"Satu dari 100 kasus atau lebih, mengalami kematian," katanya.
"Jadi, bila ada 238 kasus setiap hari, akan ada dua hingga tiga kematian dalam waktu seminggu atau lebih."
Warga Victoria diminta mematuhi anjuran pemerintah termasuk mengenakan masker jika keluar rumah dan sulit menjaga jarak dengan orang lain. (ABC News: Simon Winter)
Lonjakan kasus COVID-19 di Victoria dalam beberapa hari terakhir telah memicu perdebatan di masyarakat mengenai perlunya mengubah strategi pembatasan sosial dari penutupan total atau eliminasi.
Ditanya apakah Victoria harus melakukan perubahan itu, Profesor Sutton berkata: "Saya lebih suka eliminasi namun kini bukan saatnya membicarakan hal itu".
Premier Daniel Andrews secara terpisah mengatakan belum ada rencana untuk menerapkan pembatasan sosial tahap keempat. Namun dia tidak mengesampingkannya pilihan itu jika kasus terus meningkat.
"Berapa lama berlakunya pembatasan saat ini dan kemungkinan pembatasan lebih ketat lagi, semuanya tergantung pada warga Victoria sendiri," kata Andrews.
Dia juga tidak mengesampingkan penerapan berbagai tahap pembatasan sosial untuk sejumlah wilayah di Melbourne.
Penularan terkait JBS Abattoir dan panti jompo meningkat
Saat ini ada 105 orang yang menjalani perawatan di rumah sakit akibat COVID-19, 26 di antaranya dalam perawatan intensif.
Dari tambahan kasus baru hari ini, 29 diketahui asalnya, sedangkan 209 masih diselidiki.
Profesor Sutton mengatakan gelombang kasus terbaru lebih sulit dikelola daripada gelombang pertama yang umumnya terkait dengan pendatang dari luar negeri sehingga lebih mudah dilacak.
"Gelombang penularan saat ini lebih rumit, sehingga tidak akan mudah menurunkan jumlahnya," katanya.
Ia menjelaskan sekarang ada 21 kasus yang terkait dengan rumah potong hewan "JBS Abattoir" di daerah Brooklyn.
Sebanyak sembilan kasus lainnya terkait dengan panti jompo "Embracia Moonee Valley", serta dua kasus terkait dengan panti jompo "St Basil" di Fawkner.
Lima kasus terkait dengan "Steel Mains", sebuah pabrik baja di daerah Somerton, dan empat kasus berasal dari Peralatan Limbah di daerah Ardeer.
Andrews mengatakan antara 300 dan 400 orang dari sektor swasta bisa direkrut untuk bekerja bersama tim kesehatan masyarakat.
"Kami sudah mempekerjakan staf dari industri travel yang kehilangan pekerjaan," katanya.