Setelah Corona Wuhan Dilanda Banjir, 121 Orang Meninggal

Pemukiman penduduk di Qijiang, Wuhan, terendam banjir.
Sumber :
  • Xinhua

VIVA – Kota Wuhan tempat virus corona COVID-19 pertama kali ditemukan, kini dilanda banjir besar. Dilaporkan banjir ini menyebabkan 121 orang meninggal dunia atau hilang.

Kota berpenduduk 11 juta jiwa yang berada di Provinsi Hubei, China, dilanda banjir akibat air Sungai Yangtze yang terus meluap akibat hujan lebat selama beberapa pekan terakhir.

Di media sosial, beberapa penduduk setempat bahkan bertanya-tanya apakah Wuhan telah menjadi kota yang 'dikutuk', karena telah mengalami satu bencana hingga bencana lain.

Dilansir The Sun, Rabu 8 Juli 2020, kota ini menjadi perhatian dunia sejak awal tahun 2020 karena menjadi pusat penyebaran COVID-19. Hingga kini, virus tersebut telah menyebabkan kematian 500 ribu orang di seluruh dunia.

Para ilmuwan meyakini COVID-19 pertama kali berasal dari kelelawar sebelum menyebar ke manusia di Wuhan. Berbagai teori konspirasi pun beredar, di mana pemerintah beberapa negara menduga virus itu kemungkinan berasal dari laboratorium Wuhan Institute of Virology.

24 Jam Diguyur Hujan, Kawasan Sitiarjo Malang Tergenang Banjir Luapan Sungai Panguluran

Baca juga: Gugatan Cerai Melonjak Hingga 500 Persen di Tengah Pandemi COVID-19

Otoritas China sempat menerapkan lockdown di Wuhan sejak 23 Januari, ketika virus mulai menyebar di luar kendali. Akibatnya pergerakan penduduk Wuhan dihentikan di mana semua transportasi umum termasuk bus, kereta api, penerbangan dan layanan kapal feri harus ditangguhkan selama lebih dari dua bulan.

Secara resmi, ada sekitar 3.000 jiwa yang meninggal di Wuhan akibat COVID-19. Namun warga yang tinggal di sana meyakini ada sekitar 42.000 orang yang meninggal, lantaran ada banyak guci kremasi yang dikirim ke kota tersebut.

Kini, kota itu dihantam oleh banjir. Walikota Zhou Xianwang berjanji bahwa penanganan banjir tidak akan mempengaruhi penguncian COVID-19. Kota itu pernah dilanda banjir hebat sebelumnya pada tahun 1988.

Menurut data Kementerian Sumber Daya Air China, level air melampaui tingkat peringatan di lebih dari 50 lokasi di sepanjang sungai. Seorang peramal cuaca dari China Meteorological Administration memperkirakan curah hujan akan meningkat 400 mm dalam tiga hari ke depan.