Dexamethasone Obat Pertama yang Terbukti Jadi Penyelamat Lawan Corona

VIVA – Dexamethason, obat murah dan tersedia luas ternyata terbukti mampu menjadi penyelamat nyawa pasien yang sakit parah karena virus corona

Usai Cetak 2 Gol ke Arab Saudi, Marselino Ferdinan Kembali Masuk Daftar Pemain Oxford United

Dilansir dari laman BBC, menurut para pakar Inggris, obat dengan dosis rendah ini adalah terobosan besar dalam perang melawan virus mematikan itu. Obat ini adalah bagian dari percobaan terbesar di dunia yang menguji apakah mereka bekerja untuk Covid-19.

Dalam uji coba, yang dipimpin oleh tim dari Universitas Oxford, sekitar 2.000 pasien rumah sakit diberikan Dexamethason dibandingkan dengan lebih dari 4.000 yang tidak.

Terima Kunjungan Dokter dari Oxford, PKB Siap Kolaborasi Kampanye Bahaya Aborsi

Untuk pasien yang menggunakan ventilator, disebutkan bahwa obat itu mengurangi risiko kematian dari 40 persen menjadi 28 persen. Sedangkan, untuk pasien yang membutuhkan oksigen, obat itu mengurangi risiko kematian dari 25 persen menjadi 20 persen.

Kepala peneliti, Prof Peter Horby mengatakan, ini adalah satu-satunya obat yang sejauh ini telah terbukti mengurangi angka kematian.

Presentasi di Oxford Summer Courses, Verrell Bramasta Pukau Netizen

"Itu mengurangi secara signifikan. Ini adalah terobosan besar," ujarnya dikutip Rabu 17 Juni 2020.

Sementara itu, Kepala Petugas Medis untuk Inggris, Prof Chris Whitty mengatakan obat itu akan menyelamatkan nyawa di seluruh dunia. Sekitar 19 dari 20 pasien dengan virus corona sembuh tanpa dirawat di rumah sakit.

Obat ini sudah digunakan untuk mengurangi peradangan pada berbagai kondisi lain, termasuk radang sendi, asma, dan beberapa kondisi kulit.

Obat ini disebut tampaknya membantu menghentikan beberapa kerusakan yang dapat terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menjadi overdrive ketika mencoba untuk melawan virus corona. 

Tetapi, disebutkan pula bahwa orang-orang tidak boleh keluar dan membelinya untuk dibawa pulang. Meski begitu, Dexamethasone dinilai tidak membantu orang dengan gejala virus corona yang lebih ringan yang tidak membutuhkan bantuan pernapasan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya