Remaja Demonstran Hongkong Kejang-kejang Dilumpuhkan 6 Polisi
- Radio BBC
VIVA – Massa memenuhi taman kota di Hong Kong pada Selasa sore, 3 September 2019 waktu setempat dalam sebuah demonstrasi terorganisir. Ketegangan semakin meningkat pada malam harinya ketika sekelompok kecil pengunjuk rasa di demonstrasi Hong Kong terlibat aksi kejar-kejaran di sekitar kota dengan polisi anti huru-hara.
Sebuah video yang menunjukkan polisi mengejar seorang remaja di stasiun MRT Prince Edward tepat sebelum tengah malam, secara luas disebar oleh para politisi dan aktivis oposisi.
Pemuda tersebut tampak mengalami kejang dan pingsan, setelah enam petugas menaklukkannya di hadapan banyak orang yang sedang memotret dan merekam video. Polisi menyeretnya pergi sebelum pertolongan pertama diberikan dan akhirnya remaja itu dilarikan ke rumah sakit dengan tandu.
Sebelumnya, Kepala Eksekutif Hong Kong Carrie Lam menegaskan bahwa dia tidak berniat untuk mundur dari jabatannya, setelah sebuah rekaman audio muncul diduga pernyataan Lam yang ingin berhenti setelah lebih dari tiga bulan kerusuhan di Kota Hong Kong.
Hong Kong telah melewati puluhan aksi unjuk rasa yang terkadang diwarnai dengan kekerasan yang dipicu oleh oposisi, terkait rancangan undang-undang ekstradisi dan beberapa tuntutan lainnya.
Namun, protes telah berkembang menjadi kampanye demokrasi yang lebih luas yang melibatkan bentrokan antara demonstran dan polisi, dalam tantangan terbesar bagi pemerintahan Hong Kong sejak penyerahannya kepada China pada 1997 dari Inggris.
"Saya mengatakan kepada diri saya berulang kali dalam tiga bulan terakhir bahwa saya dan tim saya harus tetap membantu Hong Kong," kata Lam dalam konferensi pers sebagaimana dilansir Channel News Asia.
Lam mengatakan dia bahkan tidak berpikir untuk membahas pengunduran dirinya dengan pemerintah China, yang memberi Hong Kong bentuk otonomi terbatas.
Pada Selasa sore, Beijing mengulangi dukungannya untuk kepala eksekutif, tetapi memperingatkan pihaknya tidak akan membiarkan situasi di Hong Kong berlanjut tanpa henti.
"Jika situasi terus memburuk dan bergerak ke dalam kekacauan yang membahayakan kedaulatan dan keamanan nasional yang berada di luar kendali pemerintah (Hong Kong) maka pemerintah pusat tidak akan pernah duduk diam," kata Xu Luying yang merupakan juru bicara Kantor Urusan Pemerintah Hong Kong dan Makau dari pemerintah pusat China. (ren)