Oposisi Menang Voting Brexit di Parlemen, PM Inggris Ancam Pemilu Dini

Menlu RI, Retno Marsudi, dan Menlu Inggris, Boris Johnson, di London.
Sumber :
  • Dok. Kementerian Luar Negeri RI

VIVA – Parlemen dari kelompok oposisi mengalahkan pemerintah Inggris dalam pembicaraan tingkat pertama untuk membahas undang-undang yang mencegah no-deal Brexit. Hasil pemungutan suara yaitu 328 berbanding 301 yang berarti bahwa mereka bisa melanjutkan pembahasan rancangan undang-undang (RUU) yang mengupayakan perpanjangan tenggat waktu untuk Brexit.

Bawaslu RI Imbau Pengawasan Pilkada Harus Santun dan Riang Gembira

Dikutip dari laman BBC, merespons hal tersebut, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan bahwa dia akan memajukan waktu pemilu atau pemilu dini.

Setidaknya ada 21 anggota parlemen dari aliran Tory yang bergabung dengan partai oposisi berada di sisi berseberangan dengan pemerintah. Tory adalah aliran filsafat politik yang cenderung konservatif dan tradisional yang berkembang di Britania Raya dan bisa menjunjung supremasi sosial mendukung monarki dan agama. Di sisi lain tidak mendukung Liberalisme.

Elon Musk Dapat 'Jatah' Jabatan dari Donald Trump di Pemerintahan Selanjutnya

Oleh karena itu, biasanya politikus Tory akan mendukung pemerintah Inggris. Namun, kali ini ada politikus parlemen Tory yang dianggap sebagai "pembelot" maupun "pemberontak" tersebut karena justru dalam voting tidak mendukung PM Boris Johnson.

Belakangan disebutkan bahwa anggota parlemen Tory yang membelot itu akan bisa disanksi hingga diberhentikan dari partai.

Puan Minta Pemerintah Kuatkan Mitigasi ke Masyarakat Guna Hadapi Cuaca Ekstrem

PM Boris Johnson menyatakan UU yang digodok parlemen itu akan cenderung dikontrol oleh parlemen termasuk soal negosiasi Brexit dengan Uni Eropa. Dia mengatakan, ada potensi karena itu akan mengusahakan dilakukan pemilu lebih dini pada Oktober mendatang. "Masyarakat negara ini harus memilih," tutur Boris Johnson.

Dengan kondisi tersebut, Parlemen Inggris akan memiliki wewenang untuk mengambil alih hal-hal terkait Brexit. Mereka akan diberikan kesempatan menyosialisasikan RUU yang akan memaksa PM Inggris untuk diundurkan tenggat waktunya hingga 31 Januari 2020 kecuali parlemen menyepakati keputusan baru atau melakukan pemungutan suara lagi pada 19 Oktober 2019.

Anggota DPR Fraksi PDIP, Muhammad Rifqinizamy Karsayuda

DPR Dorong Audit Dana Hibah Pemilu dan Pilkada Serentak 2024

Ketua Komisi II DPR RI mendorong audit dana hibah Pemilu dan Pilkada serentak tahun 2024. Menurutnya, itu penting sebagai tata kelola keuangan yang baik.

img_title
VIVA.co.id
15 November 2024