Viral Pasangan Suami Istri Meninggal Dunia Saling Berpegangan Tangan
- Pixabay
VIVA – Sepasang suami istri yang sama-sama terinfeksi virus Corona, bergandengan tangan di detik-detik terakhir hidupnya. Pasangan lansia yang telah menikah selama 53 tahun itu dilaporkan meninggal berpegangan tangan di hari yang sama di Texas, Amerika Serikat, akibat COVID-19.
Mengutip CNN, Betty (80 tahun) dan Curtis Tarpley (79 tahun) meninggal dunia bersamaan pada 18 Juni 2020, dengan tangan mereka saling berpegangan di detik-detik akhir hidup mereka.
Anak kedua dari pasangan itu, Tim Tarpley mengatakan, bahwa Betty menunjukkan gejala COVID-19 sebelum dibawa ke Texas Healts Harris Methodist Hospital Fort Worth pada 9 Juni 2020 lalu. Sementara Curtis menyusul dilarikan ke rumah sakit yang sama 2 hari setelahnya.
Baca Juga:Â Kesaksian Korban Longsor Tambang Giok: Satu Menit, Semua Orang Hilang
Tim menambahkan, sang ibu sempat menghubungi dirinya dan saudarinya untuk mengatakan bahwa ia sudah berdamai dengan kondisi kritisnya ketika kesehatannya terus menurun.
"Saya berteriak, 'Tidak! Masih banyak yang ingin kutunjukkan pada di hidup ini, aku belum siap!" kata Tim.
Ketika keluarga tersebut memberi tahu Curtis tentang kondisi Betty, kesehatan sang suami pun mulai terganggu. Sebelumnya, Betty dan Curtis ditempatkan pada ruangan yang terpisah selama perawatan. Kemudian, mereka disatukan kembali di comfort care, sebuah perawatan medis khusus bagi pasien yang memasuki masa kritis.
Seorang perawat di ruangan tersebut, Blake Thorne mengatakan, bahwa dirinya telah mengupayakan yang terbaik bagi kedua pasangan lansia ini, "Sepertinya menyatukan mereka adalah keputusan yang tepat," ujar Thorne.
Betty dilaporkan meninggal 20 menit setelah disatukan dalam satu ruangan dengan Curtis. Sementara, Curtis meninggal sekitar 45 menit sesudah Betty.
Meski sudah tidak bisa saling berbicara di detik-detik terakhir kehidupnya mereka, Tim percaya bahwa kedua orangtuanya masih bisa menenangkan satu sama lain.
"Jujur, saya pikir mereka sangat tidak mampu sehingga yang bisa mereka lakukan adalah berbicara dengan jiwa mereka atau sesuatu, seperti bahasa khusus yang tidak bisa diucapkan," ucap Tim.
"Jelas, mereka sangat mengenal satu sama lain sehingga mereka dapat berkomunikasi tanpa kata-kata," tutupnya.
Baca Juga: Hotel Karantina Corona di Australia Diduga Jadi Sarang Skandal Seks