Turki Berencana Ubah Fungsi Situs Dunia Haghia Sophia Jadi Masjid
- haghiasophia.com
VIVA – Situs Warisan Dunia Unesco, Haghia Sophia, yang terletak di Istanbul, Turki, telah berusia 1.500 tahun. Awalnya, bangunan ini adalah sebuah katedral sebelum diubah menjadi masjid dan kemudian menjadi museum.Â
Menurut laporan BBC, Haghia Sophia bisa kembali dijadikan masjid jika pengadilan menyetujui langkah tersebut. Sebuah pengadilan telah menggelar persidangan untuk memutuskan apakah Hagia Sophia dapat dikonversi kembali menjadi masjidÂ
Dewan negara dan badan administrasi tertinggi Turki mengatakan akan mengumumkan keputusan ini dalam 15 hari. Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, pernah menyerukan perubahan fungsi Hagia Sophia pada kampanye pemilu tahun lalu.
Kelompok Islam di Turki telah lama mendesak agar situs itu dikonversi kembali menjadi masjid, tapi anggota oposisi sekuler menentang langkah itu. Proposal ini mengundang kritik internasional, dari para pemimpin agama dan politik di seluruh dunia.
Menteri Kebudayaan Yunani, Lina Mendoni, menuduh Turki menghidupkan kembali sentimen nasionalis dan fanatisme agama. Mendoni pun menyatakan, bahwa tidak akan ada perubahan fungsi pada Haghia Sophia tanpa persetujuan dari komite antar pemerintah di Unesco.Â
Kepada surat kabar Yunani Ta Nea, Wakil Direktur Unesco, Ernesto Ottone Ramirez, menyetujui bahwa diperlukan kesepakatan yang lebih luas dalam menentukan fungsi Haghia Sophia. Dia mengatakan, bahwa Unesco telah menyurati Turki mengenai proposal tersebut, tapi mereka belum menerima jawaban.
Penolakan ini terjadi karena sepanjang 1.500 tahun sejarahnya, Haghia Sophia memiliki makna keagamaan, spiritual, dan politik yang sangat besar bagi kelompok-kelompok di dalam dan di luar Turki.
Namun, kelompok-kelompok Islam dan umat Muslim yang taat menuntut bangunan itu dikembalikan menjadi masjid. Mereka pun telah melakukan protes terhadap undang-undang tahun 1934 yang melarang kegiatan keagamaan di situs tersebut.
Sementara itu, Kepala Gereja Ortodoks Timur, Patriark Bartholomew I, mengatakan, bahwa konversi Hagia Sophia akan mengecewakan jutaan orang Kristen. Selain itu, konversi dapat memicu perpecahan dua dunia.
Baca Juga: Bagi Uni Eropa, Indonesia Belum Masuk Daftar Negara Aman COVID-19