COVID-19: Gelandangan Diam-diam Ditempatkan Pemerintah di Hotel-hotel

Impressive Cities San Fransisco
Sumber :
  • businessinsider.com

VIVA – Penyebaran virus Corona COVID-19 membuat pemerintah di setiap negara membuat kebijakan agar warganya tidak terinfeksi virus. Seperti yang dilakukan otoritas San Francisco, Amerika Serikat (AS) yang mana diketahui memiliki program Front-Line Worker Housing (FLWH).

Warga Banggai Gabung Berani Gaspoll, Siap Pilih Anwar Hafid di Pilgub Sulteng

FLWH merupakan program di mana dokter, pekerja medis, karyawan keselamatan publik dan profesional terkait kesehatan lainnya diberi akomodasi hotel sementara untuk mengurangi paparan Corona COVID-19

Namun ternyata pemerintah kota telah diam-diam menempatkan para tunawisma di hotel-hotel yang ikut serta dalam program FLWH yang diluncurkan untuk menyediakan akomodasi bagi para pekerja kesehatan yang memerangi pandemi COVID-19 di garis depan. 

Wahono-Nurul Akan Tingkatkan Fasilitas dan Layanan Kesehatan jika Terpilih Pimpin Bojonegoro

Bahkan para penghuni hotel tidak mengetahui siapa tetangga baru mereka. Beberapa di antaranya terdapat tunawisma atau gelandangan yang memiliki gangguan mental dan kecanduan terhadap narkoba. 

“Pengungkapan nama-nama hotel tempat orang-orang terlindung dapat membahayakan privasi dan keselamatan orang-orang rentan yang ditempatkan oleh pemerintah kota di sana. Jika masyarakat dan pers mengetahui keadaan penempatan mereka dan dapat meningkatkan risiko bahwa mereka akan menjadi subjek diskriminasi atau pelecehan berdasarkan status kesehatan," kata Departemen Manajemen Darurat dikutip dari Sputniknews, Senin, 29 Juni 2020.

10 Makanan Penurun Hipertensi: Solusi Alami yang Dapat Menurunkan Tekanan Darah Anda

Beberapa hotel yang diduga menjadi tempat untuk tunawisma tinggal adalah Motel 6, hotel butik Inn on Broadway dan Hotel Del Sol. Pemerintah telah membuat UU Darurat Bencana untuk menjaga kerahasiaan informasi dan meminta pemilik hotel untuk tidak mengumumkan kepada publik tentang penghuni sementara hotel mereka. 

Pekerja hotel dikabarkan diminta untuk menandatangani perjanjian kerahasiaan yang mencegah mereka mendiskusikan 'kekacauan' yang telah mereka saksikan di dalam dan di luar tempat kerja mereka.

Namun sumber-sumber di dalam hotel mengatakan bahwa beberapa kamar telah rusak oleh orang-orang yang baru saja masuk. Setidaknya empat kematian dalam beberapa hari terakhir telah dilaporkan di satu hotel yang telah menampung tunawisma. 

Dikabarkan jika kamar hotel yang digunakan untuk menampung tunawisma ini dibayar sekitar US$200 per malam oleh otoritas setempat. Sementara beberapa program terkait penyuluhan alkohol dan ganja pun telah disetujui untuk dijalankan oleh Departemen Kesehatan Masyarakat.

Baca juga: Parah, Tenaga Medis di Ambon Dianiaya Keluarga Pasien COVID-19

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya