Delhi Jadi Episentrum Corona walau Sempat Karantina Wilayah
- bbc
Pembatasan uji Covid-19, sistem informasi yang buruk tentang apa yang terjadi setelah Anda terkonfirmasi positif, dan ketakutan dikarantina daam fasilitas pemerintah yang tak terawat membuat banyak orang enggan diuji.
"Jika Anda mendapat panggilan dari polisi, atau jika Anda mendapat panggilan dari pengawas distrik yang berkata Anda akan diseret ke fasilitas karantina, siapa yang bersedia diuji?" ujar Satwik.
"Anda lebih baik menunggu jatuh sakit saja. Prosesnya menunggu itu adalah semacam hukuman," kata dia.
Terlepas dari peran besar lembaga kesehatan swasta, banyak rumah sakit dan laboratorium milik pemerintah yang kekurangan tenaga dan kewalahan.
Artinya, banyak orang bergejala lebih memilih tinggal di rumah daripada mengantre di rumah sakit umum.
Dalam beberapa minggu terakhir, ketika muncul cerita tentang rumah sakit yang kehabisan tempat tidur atau menolak pasien Covid-19, kekacauan dan kecemasan meningkat.
"Ketakutan dan stigma mendorong epidemi di bawah tanah," kata Profesor Reddy.
Reddy berkata, pemerintah seharusnya berkoordinasi lebih baik dengan pihak swasta untuk dapat memperluas pengujian dan rawat inap sejak dini. Tujuan lainnya, ujarnya, untuk mengendalikan harga.
Namun pemerintah Delhi telah menghabiskan berminggu-minggu berdebat dengan rumah sakit swasta terkait harga, kriteria pengujian dan tempat tidur rumah sakit.
Artinya, terdapat pilihan terbatas bagi pasien untuk menjalani uji Covid-19.